XIX

1.7K 275 25
                                    

Hello, You!

---

"Tidak sampai tiga bulan, banyak yang ditangkap setelah aku. Para pengedar juga anak-anak yang dipaksa nurut sama komplotan mereka."

Lana menggigiti sedotan minumannya mendengar seluruh cerita dari Ray.

"Aku dihukum enam bulan penjara dan denda tiga ratus juta atas pengedaran narkoba."

"Gimana bisa?!"

Ray meringis. "Om Raka menyelamatkan aku lagi. Beliau menjadi waliku sejak saat itu. Beliau yang menjamin aku dan membayar semua denda atas pelanggaran hukum yang aku lakukan,"

Lana tidak terima. "Tapi kamu dipaksa--"

"--yang mengedarkan narkoba dan mencelakai seseorang."

Mendengar nada Lana yang seolah membelanya tak pelak membuat senyum di wajah Raynor muncul.

"Setelah lepas, Om Raka meresmikan aku menjadi bagian dari anak asuhnya. Aku diberi tempat tinggal di yayasan dengan fasilitas bisa melanjutkan studiku kembali."

Tentang itu juga membuat Lana penasaran. Gadis itu berdehem lalu bertanya dengan nada yang tidak terlalu ingin tahu.

"Soal itu--gimana bisa kamu lulus kedokteran dengan kondisi yang begitu? Maksudku kamu miskin dan--"

Raynor tidak bisa menahan tawa mendengar cara Lana bertanya. Gadis itu sebisa mungkin mencoba terlihat jutek dan luar biasa sarkas.

"Nilai sekolahku baik. Aku bahkan didaftarkan jadi mahasiswa beasiswa di salah satu kampus ternama."

Dahi Lana langsung berlipat. "Gimana bisa? Bapakmu--"

"Aku alat paling sempurna. Gak akan ada yang curiga pada anak beasiswa kedokteran menjadi pengedar narkoba."

Lana langsung tercekat mendengar hal itu. Satu lagi kenyataan yang membuatnya semakin merasa bersalah.

"Om Raka tahu?"

Ray mengangguk. "Sebelum aku diangkat jadi anak asuh. Beliau sudah mengecek seluruh latar belakangku. Beliau bahkan tahu ternyata aku masih punya kerabat dari papa yang tinggal di Belanda,"

"Wow,"

"Yeah. Wow. But i don't need them anyway,"

Mendengar  hal itu, Lana langsung menggigit bibirnya pertanda ia sedang gugup.

"Na--"

Lana menoleh dan berdehem singkat.

"Jadi kamu tinggal di panti bersama anak-anak lainnya?"

"Sampai aku lulus dan mendapat gelar dokter. Sekarang aku sudah punya apartemen sendiri. Dari gaji bulanan dan uang lembut setiap hari, hutang-hutangku sama Om Raka juga sudah bisa aku cicil."

Bibir Lana langsung cemberut tak percaya. "Om Raka? Minta kamu bayar?"

Tawa renyah meluncur dari bibir Ray.

"Aku yang mau. Hidupku akan terlalu gampang jika tidak membalas apapun pada keluarga Sanjaya,"

Cara Ray menjelaskan membuat Lana tersentil pelan. Laki-laki di hadapannya itu kadang merasa tidak pantas mendapatkan sesuatu dengan mudah.

"How about you, Lana? Aku dengar kamu sudah menyelesaikan program master,"

"Yeah. Life must go on, right?" Lana menyeruput minumnya sebelum menatap Ray dengan sinis.

"Kamu nguntit aku?"

Ray menggeleng. "Aku cuman cari tahu."

Lana tidak percaya tentu saja. "Soal menguntit, kenapa hari itu polisi bisa menyimpulkan kalau kalo nguntit dan culik aku?"

From Here to Mars [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang