XVIII

1.7K 268 31
                                    

---

Sudah tiga hari sejak kejadian itu. Joshua dan Sabda tidak memaksa membahas ketika Lana mengatakan tidak ingin membahasnya sama sekali.

Lana sedang duduk bersama Raka yang kebetulan bertemu ketika ia mengunjungi Tarendra yang sedang dirawat di Sanjaya Hospital.

"Gimana di law firm kecil seperti Ans and Partners itu, Na?"

Ledekan Raka membuat bibir Lana mengerucut lucu.

"Jangan mentang-mentang aku nolak Departemen Legal Sanjaya, om jadi hina kantor aku dong,"

Raka terkekeh pelan. "Belum tentu juga kamu diterima di Sanjaya, baby. Jangan mentang-mentang papamu Direktur Umum terus kamu sugar baby Raka Sanjaya kamu jadi besar kepala dong. Lagian om gak hina, kan kantormu emang kecil."

"Ih!"Lana berseru sebal. "Nanti aku beneran disangka sugar baby Raka Sanjaya. Om gak tahu aku sering digosipin aneh-aneh di kantor sih,"

Aduan itu kembali membuat Raka terkekeh.

"Makanya pindah aja. Departemen Legal Sanjaya lebih bonafit buat kamu,"

Lana langsung menggeleng tegas. "Gak challenging. Gak asik!"

"Kerja kok mau asik. Kalo asik mah jadi sugar baby paling bener."

"Astaga! Punya dosa apa Tante Neysha punya suami gini amat. Inget Om, udah punya anak tiga. Contoh noh Om Aga."

Raka kembali tertawa. "Aga baru nikah sekarang. Jadi dia kalah jauh sama Om. Tiga anak udah menjelaskan Om Lakamu ini jauh lebih hebat dari Om Sagara yang sombong mampus itu,"

Giliran Lana yang tertawa. "Bukan sombong tapi menjaga privasi. Om kayak gak tahu ketikan netizen aja,"

Keduanya lalu tergelak bersamaan.

"Eh btw, kamu katanya ketemu Ray di acara yayasan?"

Lana langsung berubah tidak nyaman.

"Seperti ucapanmu dulu, Na. Dia gak begitu salah. Yang dia lakuin hanya sebagi bentuk perlindungan diri,"

Ucapan Raka membuat Lana penasaran.

"Kamu yang minta Om buat nyelamatin dia. Dan itu yang Om lakuin. Setelah ditangkap waktu itu, om menyewa beberapa detektif untuk menyelidiki lebih jauh. Dan banyak yang terlibat dibelakang itu. Ray hanya salah satu pion mereka,"

Kenyataan ini tidak diketahui Lana.

"Melihat kamu yang kurang stabil saat itu, papamu memilih gak pernah membahasnya sama sekali. Untuk menghargai setiap keputusan yang kamu ambil,"

Lana menghela napas.

"Sekolah kedokterannya sia-sia jika harus mendekam di penjara seumur hidup. Dengan semua bukti yang terkumpul, Ray hanya dinyatakan bersalah pengedar dalam tekanan. Mereka menggunakan ibunya untuk mengancam anak itu, Na."

Mata Lana lalu memanas. Ia padahal tahu cerita itu. Perasaannya kembali sakit ketika mendengar cerita yang sama.

"Percobaan pembunuhan yang dia lakuin juga cuma bentuk pembelaan diri. Kalo kamu tahu tubuhnya penuh luka, seumur hidup ia cuman diam ketika dipukuli. Gak ada yang menyelamatkan anak itu. Sampai yang kamu lakukan,"

Lana mendongak menatap Raka. Pria itu tersenyum menenangkan.

"Dulu papamu pernah bilang, hati kita gak akan pernah ringan jika kita belum memaafkan. Yang perlu kamu maafkan terlebih dahulu itu kamu, Na. Dia tertangkap bukan karena kamu. Justru kamu menyelamatkannya saat itu,"

From Here to Mars [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang