Aku langsung pengen update semua chapter boleh gak sih?😂
---
Berminggu-minggu kemudian tidak ada yang terjadi. Hampir setiap malam Lana mengunjungi gudang tapi tidak ada siapa-siapa dan tidak ada tanda-tanda seseorang masuk ke sana.
Lana masih belum menceritakan hal itu pada siapapun. Setengah hatinya masih penasaran dan berniat mencari tahu sendiri.
Dongeng tentang kancil dan elang masih membuatnya merasa bahwa banyak hal yang mungkin sudah terjadi pada laki-laki itu.
Seperti malam ini, Lana baru saja pulang setelah seharian menghabiskan waktu bersama Sabda dan Joshua. Kedua cowok itu tidak begitu sibuk sehingga meluangkan waktu untuk mengajaknya keluar.
Untuk pendidikannya, Lana sudah mengajukan beberapa judul skripsi lagi. Namun sampai saat ini dosen pembimbingnya pun belum memutuskan apapun. Alhasil Lana juga tidak melakukan banyak hal untuk itu.
Kini ia sedang berdiri di hadapan lemari yang terbuka menampilkan sebuah jaket hitam yang masih menjadi tanda tanya.
Lana mendekat untuk meraih jaket itu lalu mendekapnya erat. Sisa cologne yang tercium dari jaket itu membuat Lana semakin merasa bahwa laki-laki itu benar-benar nyata dan datang ke hidupnya.
"Apa yang sudah terjadi sama kamu sebenarnya?"
Jemarinya menyentuh setiap permukaan jaket dan menemukan sebuah jahitan asal di kerah bagian dalam.
"Mars?"
Pikirannya lalu berkelana mengingat seluruh pembicaraan mereka. Lana tidak ingat cowok itu pernah menyebutkan nama atau kata apapun yang berhubungan dengan Mars.
Jemarinya lalu merogoh setiap kantung dan menemukan satu plastik putih berisi bubuk dalam kantung tersembunyi di bagian dalam lengan jaket itu.
Tangannya dengan gemetar mengeluarkan dan menatap bungkusan itu dengan tatapan tidak percaya.
"Ini narkoba?"bisikannya teramat pelan.
Ketika ia mencoba mengingat penjelasan para polisi tempo hari, mereka tidak menyebutkan persoalan narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya. Mereka hanya menyampaikan persoalan narapidana yang kabur dan kriminalitas lainnya.
Tangannya dengan gemetar kembali memasukkan benda itu dan menaruh jaket ke dalam lemari. Tepat pada saat itu ia mendengar suara tembakan yang sangat keras dan memekakkan telinga.
Lana langsung berlari menuju pintu dan menemukan papa dan mamanya yang juga melakukan hal yang sama.
Di jalanan depan rumah mereka sudah banyak tetangga berkumpul. Beberapa dari mereka sedang mendengarkan petugas yang memberikan penjelasan termasuk orang tuanya.
"Satpam komplek pasti ingat semua orang yang masuk, Pak. Kita punya hak akses sehingga tidak bisa masuk sembarangan ke komplek ini. Tidak mungkin ada orang asing,"
Lana mencuri dengar pembicaraan dimana-mana. Bagaimana para polisi menemukan jejak dari cctv di berbagai sudut dan masih mengumpulkan bukti lainnya.
"Tembakan tadi untuk apa pak? Pelaku sudah ditemukan?"
Dari gelengan kepala polisi, Lana lalu berlari menuju pekarangan rumahnya dan melesat cepat menuju gudang belakang. Satu-satunya tempat yang kini memenuhi kepalanya.
Tebakan Lana tidak salah, cowok itu sedang berdiri dengan gusar di sana. Tangannya yang berada di pinggang membuatnya makin tampak kebingungan.
"Mars,"
Lana tidak tahu kenapa menyerukan nama itu, tapi panggilannya berhasil. Cowok itu berderap mendekat dan memeluknya erat.
"Oh God." Nada lega tidak bisa ia sembunyikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
From Here to Mars [FIN]
Storie d'amorePunya orang tua yang saling mencintai. Punya saudara yang paling bisa memahami. Punya sahabat yang selalu menjadi tempat berbagi. Hidup Lana sangat bahagia. Tidak pernah merasa kurang satu apapun. Tidak kasih kasih sayang, tidak perhatian, tidak ju...