Segalanya yang telah usai memang harus usai, bukan. Banyak orang yang bilang jika hal yang sudah selesai akan berakhir dengan titik dan tidak akan pernah berubah menjadi koma.
Layaknya sebuah cerita yang sudah tamat. Daniara dan Alfa tidak akan pernah bersama lagi. Kisah bahagia mereka sudah usai di hari itu. Mereka sudah selesai dengan hubungan mereka di masa putih biru yang labil.
Akan tetapi, rasa yang ada di dalam hati tidak bisa di bohongi.
"Aku berangkat dulu, Mah."
Diandra keluar dari dapur dengan tangan memegang sebuah kotak berwarna putih tulang. "Bawa, sarapan di mobil. Kalo ga habis titip Pak Dodi aja suruh bawa pulang lagi." pesan Diandra, mamanya.
Daniara, gadis berkuncir asal itu mengangguk dan menerima kotak bekal yang di bawa oleh mamanya. "Aku pulang telat, ya, Ma. Mau ada rapat osis." pamitnya sekalian menyalimi tangan sang mama.
Diandra mengangguk. "Jangan terlalu sore. Minta jemput sama Pak Dodi atau-"
"Nia minta jemput Papa aja." potongnya cepat. Diandra diam melihat anaknya yang sudah semakin jauh dan hilang di balik pintu besar rumah ini.
Tidak lama Daniara pergi ada seorang masuk ke dalam rumah dengan beberapa plastik hitam di tangannya. Berjalan menghampiri Diandra yang masih diam.
"Kenapa melamun?"
Diandra terkejut. "Eh, Tante Bila."
Abila Nafisa Putri. Tante sekaligus ibu bagi Diandra itu menatap bingung keponakannya. "Kenapa? Masih pagi juga?"
Diandra menggeleng, "Gapapa."
"Nia udah berangkat sekolah?"
"Udah, barusan aja jalan. Emang ga papasan di depan?" tanya Diandra.
Abila menggeleng. "Kemarin dia pulang jam berapa?"
"Kurang tau jamnya tapi kata Mbok Dira sore baru sampe rumah. Kenapa, Tan?"
"Aku lihat dia kemarin di belakang sekolahnya."
"Ngapain?" keningnya berkerut.
"Ngobrol."
"Sama siapa? Kok di belakang sekolah, kaya ga ada tempat lain aja."
Abila menjawab sambil berjalan menuju dapur. "Laki-laki."
~Daniara~
Helloo...
Aku ubah alurnya gaes. Yang kemarin kyanya agak gimana gtuuu
Selamat membacaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Segalanya [Selesai]
Teen FictionSeries #9 Daniara *** Kehidupan yang enak serta segala sesuatu yang terturuti. Membuat hidup Daniara menjadi lebih indah dan terkesan hidup. Namun, jika dalam kehidupan ia menjadi anak yang paling beruntung, maka tidak dengan percintaannya yang sel...