Eight.

1.6K 236 27
                                    

[Name] baru saja dapat buku di perpustakaan langsung menuju penjaga perpustakaan disana, ia mencatat namanya dan kapan peminjaman/ balikinnya.

setelah itu [Name] memakai sepatunya sambil memangku buku yang telah ia pinjam di perpustakaan tadi.

"tumben anak nakal ke perpustakaan?" suara familiar yang didengar olehnya.

kepalanya langsung terangkat dan melihat siapa yang didepannya itu.

"dih songong banget, gue ga pernah tuh nakal nakal."

"ga nakal apanya? baju lo gapernah rap-"

"DIEM!"

Suna tampak terkejut melihat gadis didepannya terpekik, perasaan tak enak.

"bisa ga jangan bahas masalah itu lagi? gue juga cuma itu doang buat masalah. selain itu ga ada lagi kan?"

"suka suka gua dong." Suna tak peduli.

"terserah lo, cabut aja nama gue dari calon osis yang mau masuk ke seleksi tahap terakhir. gue males debat tiap hari sama lo kalo satu organisasi."

"dih kaga bisa dong." Suna nyolot.

"tch, diem lo!"

[Name] langsung berjalan meninggalkan Suna yang sedari tadi meroasting dirinya, tapi ia tak peduli akan hal itu.







"lo ambil buku apa sih?" tanya mila kepo.

"dongeng biasa, ga tau kenapa tiba tiba pengen baca buku yang dongeng dongeng."

"yaampun, kenapa ga bilang? gue banyak dirumah. fiksi semua lagi, cowo cowo au mah paling the best!" sahut mila.

"ah males, lo mah yang bucin bucin. gue kan ga suka yang romance jir"

"lo terbuat dari apa sih? masa iya lo cewe ga suka genre romance?" heran mila pada temannya itu yang tak suka berbau romance.

"ya mana gue tau, bawaannya bikin geli."

"ckck, awas aja lo kalo udah punya pacar bucin bucinan ga jelas. gue tandain lo" kesal mila.

"gue ga mau pacaran dulu kali, mau fokus sama sekolah dulu asek"

"najis, gue tandain beneran lo." kesal mila yang jengkel mendengar alasan temannya itu.

"dih sirik aja sih lo, ini cerita beruang kayanya seru yakan?" [Name] menunjukkan gambar beruang dibuku tebal itu.

mila hanya menganggukkan kepalanya padahal ia tak tahu alur ceritanya, demi temannya ia melakukan apapun.





# # #



next day, dimana hari seleksi tahap terakhir akan dimulai oleh 45 orang yang akan lolos. yang lainnya pada tegang dan takut tidak keterima, namun tidak dengan [Name]..

"gue ga mau lo lolosin gue, paham ga!?"

"saya lihat dulu hasil kerja kamu, kalo bagus ya saya terima dong? kalo ga bagus baru saya ga lolosin." jawab Suna.

"oke, gue bakal males malesan pas seleksi dimulai." putusnya dan beranjak meninggalkan Suna, namun tangannya langsung ditahan oleh Suna.

Suna meletakkan pulpen dan papan tulis dimeja dan mendekati [Name] secara perlahan-lahan.

"yakin lakuin itu?" bisik Suna ditelinga milik [Name] dengan suara dingin dan halus.

...

Suna tersenyum melihat gadis didepannya terdiam, ia mengambil pulpen dan papan tulisnya kembali lalu meninggalkan [Name] yang masih membeku disana.





"mohon untuk berbaris dilapangan." mic berbunyi dari salah satu anggota osis yang akan menjadi mc untuk seleksi terakhir.

semua calon peserta osis sudah berkumpul dilapangan dengan jati diri yang sudah menerima jawaban dari segelanya.

"untuk para peserta tolong jangan tegang, itu bisa membuat seleksimu terganggu dengan ketegangan." ujar mc tersebut.

seluruhnya sudah mengambil kertas yang dibagikan oleh ketua osis yaitu Suna, selama pembagian kertas hanya ada keheningan bahkan osis lainnya pun hanya diam saat Suna sedang membagikan kertasnya.

"huh cape, semoga ga keterima sama ketos galak itu!" gumam [Name] dengan nada kesal.

seluruh mata mengarah padanya usai mendengar gumaman yang diucapkan oleh [Name] tadi, Suna pun langsung melihat kearahnya.

"punya sopan santun ga?" sahut salah satu osis yang mulai berjalan mendekati kearah [Name].

"siapa juga yang mau nerima lo?!" lanjutnya.

"maaf kalo kedengaran."

gadis yang menghampiri [Name] menarik kerah baju milik [Name] dan memelototi gadis itu yang kaget.

"punya nyawa berapa lo usik Suna?!" bentak gadis osis itu dengan nada yang benar benar marah.

Suna berlari dan melerai gadis itu untuk menjauh dari [Name], sekilas kedua netra saling menatap namun Suna langsung membawa gadis tadi menjauhi lapangan.

"kapan sih gue ngusik Suna!?"

teriakan itu memenuhi lapangan, gadis yang tadinya sudah dibawa oleh Suna berhenti disana termasuk Suna.

[Name] mendekati Suna dan gadis tadi yang menarik kerah seragamnya, tatapan dingin nan tatapan tajam tercampur disana.

suasana menjadi sangat dingin, para anggota osis lainnya tak berani ikut ikut dengan masalah yang sudah terpaut dengan ketua osis.

"baju gue jadi rusuh gara gara lo, dan lo ga mau benerin baju gue lagi? gue bisa dihukum sama Suna gara gara baju berantakan."

"Grace udah." tahan Suna saat gadis bernama Grace mulai mendekati kearah [Name].

"LO GA DENGER GUE BILANG BENERIN BAJU GUE LAGI!?"

semua terkejut akibat teriakan emosional dari [Name] yang benar benar jengkel nan emosi tercampur disana.

"[Name] stop! jangan bikin keributan ditengah tengah lapangan kaya gini!" ucap Suna mencoba menenangkan kedua gadis yang ingin ribut.

Grace menarik lengan Suna membawanya jauh dari lapangan, kemudian Grace berlari kearah [Name] yang siap memukul kepala gadis itu.

PLAK! TANGGH!

para calon peserta osis dan para anggota osis pun menjauhi arena lapangan karena memang benar benar kacau disana akibat emosi kedua gadis.

namun ternyata didepan Grace adalah Suna yang menghalangi pukulan Grace pada [Name], Suna menghempaskan tangan Grace sampai gadis itu terlempar lumayan jauh.

"gua bilang berhenti ya berhenti bangsat." suara gagah itu menyaring membuat seluruhnya terdiam ditempat.










∆. koreksi kalo ada salah ya!
btw belum pernah masuk osis, krna emg ga tertarik sama sekali 😥 jelasin juga gimana langkah langkah masuk osis, ditambah tambahin juga gapapa ( dikomen sabi) , biar ditambah ke book! thank youu 🤗

𝐊𝐄𝐓𝐔𝐀 𝐎𝐒𝐈𝐒 𝐆𝐀𝐋𝐀𝐊 ♪ SUNA RINTAROU X READERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang