twenty six.

787 63 3
                                    

Seperti biasanya, Suna dengan senyuman tipisnya membuka gerbang rumah milik kekasihnya itu yang sedang memakai sepatunya di teras dengan temannya yaitu Mila. Mila menyapa Suna dan telah bersiap untuk berangkat, Suna menunjuk kearah Osamu yang menunggu Mila bersiap.

"gue duluan ya!"

"hati hati mil!"

[Name] melambaikan tangan pada Osamu dan juga Mila yang sudah berangkat bersama duluan, kemudian Suna mengandeng tangan kekasihnya keluar dari gerbang dan menghampiri motor besar miliknya. [Name] tersenyum hangat pada Suna sebagai ucapan selamat pagi, dan Suna membalas salam itu dengan kecupan lembut di kening dan tersenyum kembali pada gadisnya itu.

"ayo berangkat!"

"go!"

Suna menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi namun merendah karena gadisnya menepuk pundaknya, ia tertawa kecil dan sambil berbicara banyak tentang dunianya masing masing.

Sesampainya di sekolah, Suna memarkirkan motornya dan membukakan helm untuk [Name] kemudian keduanya masuk ke gerbang sekolah bersama sama. Suna melirik sekilas kearah gadisnya itu, lalu tersenyum tipis.

Sampai pada kelas [Name] Suna berpamitan untuk kekelas nya juga, sebelum pergi Suna seperti biasa menepuk pelan pundak gadisnya itu.

"semangat belajarnya!" ucap Suna dengan senyuman yang manis itu, sontak gadis didepannya ini mengangguk patuh padanya.

Suna berjalan menuju kelasnya dan [Name] memperhatikan kekasihnya yang sudah masuk kedalam kelasnya, cepat cepat ia masuk kedalam kelasnya juga untuk menghampiri Mila yang sudah sampai disekolah duluan.

Baru beberapa langkah hampir memasuki kelasnya, [Name] di halang oleh sosok lelaki jangkung dan menatapnya sangat dalam. [Name] mendongak lalu menatap lelaki itu, ternyata itu Eita.

"Seneng banget kayanya pagi pagi udah pacaran." Katanya,

"Iyalah, emangnya lo? jomblo sih."

"Kata siapa jomblo? tipe gua aja emang yang susah, mau tau ga tipe gua kaya gimana?" Katanya dengan sok asik,

"Ga peduli gue!"

[Name] segera memasuki kelas dan menghampiri Mila daripada harus berurusan dengan Eita, apalagi Suna sudah memperingatkannya bahwa tidak boleh dekat sengannya. Mau tidak mau ia harus menurut, pastinya.

Pembelajaran berlangsung.

[Name] merasa risih dari belakangnya karena Eita menatapnya begitu lekat sampai terasa olehnya, dan [Name] menoleh kearahnya dan menatapnya dengan tatapan kesal.

"Bisa ga gausah ngeliatin gue? Gue tau lo ngeliatin gue, gue risih."

"Pd banget, gua lagi ngeliatin cewe di depan lo." Jawabnya,

"Gausah bohong, gue ngerasa sendiri. Modus banget jadi orang"

"Gua punya mata, bebas ngeliatin siapa aja termasuk lo." Katanya,

"Dan gue berhak protes kalo lo ga boleh ngeliatin gue!"

"Dan gua juga berhak menolak." Balasnya tidak mau kalah,

"Ah diem deh!"

Eita terkekeh lalu mengarahkan pandangannya ke buku namun matanya sesekali menatap kearah [Name] yang masih kesal karenanya, Eita mengetuk meja sesuai irama dan itu menganggu [Name] sungguh ia dibuat sangat jenggel olehnya.

"Lo bisa diem ga sih?"

"Loh gua salah apa lagi sih?" Eita bingung dengan dirinya sendiri,

"Lo berisik! Ga bisa apa tangan lo diem?"

𝐊𝐄𝐓𝐔𝐀 𝐎𝐒𝐈𝐒 𝐆𝐀𝐋𝐀𝐊 ♪ SUNA RINTAROU X READERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang