*:..。o○Chapter 16○o。..:*

19 3 6
                                    

"Papa"

"Yes sweetie"

"Where is mama?"

Aren mengerutkan dahi.

Bukan Ela dengan Vivy ke tadi?

"Bukan mama dengan Vivy ke?" Soal Aren balik sambil menuruni tangga lalu menuju pada si kecil yang sedang duduk di coffee table ruang tamu.

Si kecil menggeleng kepala.

Ah sudah! Jangan cakap Ela keluar senyap ii lagi.

"Mak Jah! Bibik!" Laung Aren.

Tak lama kemudian terpacaklah Mak Jah dan beberapa orang bibik yang lain.

"Ya Tuan Narendra"

"Ada nampak Ela?"

"Mak Jah tak nampak pula dia. Bukan tadi dia dengan Vivy?" Ujar Mak Jah.

Terakhir kali dia nampak gadis itu masa dia sedang mencuci pinggan mangkuk di singki.Selepas itu, dia pergi dengan Vivy.

Mak Jah yang sedang membersihkan tandas serta dapur langsung tak nampak kelibat Blue lagi.

"Vivy kata tak. Saya risau dia keluar senyap ii lagi Mak Jah. Korang semua tak nampak langsung ke?" Wajah Aren berubah risau.

Baru saja rasa marah nak bertandang, seorang bibik di mansion Aren bersuara.

"Rasanya tadi saya ada nampak puan berada di halaman belakang, Pak" Ujar bibik yang bernama Yanti.

"Bibik nampak dia?" Soal Aren ingin memastikan.

"Ya, baru sebentar tadi pak ketika saya sedang menyiram bunga di halaman belakang, tiba ii puan berdiri di belakang saya sambil merhatiin saya tuan" Jelas Bik Yanti dengan loghat Indonesia.

"Baik terima kasih bik" Tanpa menunggu balasan Aren terus memecut ke halaman belakang meninggalkan Vivy yang masih bingung di ruang tamu.

Sebaik saja Aren sampai di depan pintu kaca yang memisahkan halaman belakang dengan ruang makan, dia melihat seorang gadis yakni Blue sedang duduk dengan kaki berlipat bagi menampung badannya sekaligus sebagai alas agar punggung tidak menyentuh tanah.

Alah senang citer dia duduk cam gadis ii melayu terakhir yang sopan tu. Cam gadis dari kampung.

Kalau still tak dapat bayangkan gambaran dia, senang cerita dia duduk antara 2 sujud gitu.

Aren perlahan-lahan mendekati si gadis. Gadis yang memiliki keistimewaan dapat mendengar bunyi sejauh 3 km itu merasai kehadiran seseorang di belakangnya.

Lantas dia memandang dengan ekor mata tanpa bergerak sedikitpun. Setelah memastikan orang itu bukan musuhnya, dia kembali membelek bunga biru di kebun bunga.

Tak lama kemudian, ada sepasang tangan besar nan kekar memeluk pinggang si gadis.

"Sayang... " Lembut suara itu memanggil

Namun Blue tak endahkan sebab terlalu fokus dengan bunga biru di hadapannya.

Aren jadi makin geram bila Blue langsung tak merespon panggilan dia. Semakin dipanggil semakin diabaikan.

Tak terima diri terus dipulau, Aren dengan geram menarik mask hitam Blue lalu mencium kedua pipi Blue bertalu-talu.

Blue yang terkejut berusaha menolak Aren jauh darinya tapi tak berhasil. Kekuatan mereka tak setaraf jadi dengan pasrah Blue membiarkan wajahnya lencun dengan ciuman Aren.

Setelah hampir 20 minit Aren melepaskan geram, lelaki itu menjarakkan muka dengan si gadis dalam 3 cm. Aren melihat pipi Blue merah akibat perbuatannya.

Moongirl:Healer Full With Secrets [Rewrite]Where stories live. Discover now