*:..。o○Chapter 19○o。..:*

11 2 2
                                    

BRAK!

Bunyi hempasan pintu yang kuat bergema di seluruh mansion dengan design modern little classic.

Seorang gadis berlari laju menaiki tangga tanpa mengendahkan kemungkinan pintu tadi akan rosak atau panggilan suaminya yang ketinggalan jauh di belakang.

Di pertengahan tangga si gadis sudah mendengar suara tangisan kanak-kanak perempuan dari dalam bilik.

"Vivy?"

"Mama!"

Badan ramping si gadis dirempuh di hadapan pintu. Si kecil menangis terisak sehingga bergetar badannya.

"Shh.. shh.. shh... I'm here little girl. Stop crying please. I'm sorry" Pujuk Blue lembut.

Tangan mengusap sesekali menepuk badan si kecil sehingga tangisnya mereda.

"Ma-ma hiks why ma-ma don't come ba-back" Tanya Vivy dengan sisa isakan.

"I'm sorry. I just want to settle my work and I promise will be back tomorrow" Jawab Blue.

"No! You can't leave me. Mama don't leave me please" Rayu Vivy.

Pelukan makin dieratkan, kepala menggeleng laju, air mata makin deras, tangan menggigil, degupan jantung tak normal, peluh mula membasahi dahi, nafas kuat dan mulut yang tak henti mengulang ayat yang sama.

Oh tidak,penyakit Vivy muncul lagi.

Aren yang baru sampai di depan pintu bilik bergegas menyuruh Mak Jah mencapai ubat yang terletak di atas almari pakaian Vivy.

"Hey hey little girl calm down" Blue memeluk erat si kecil.

"Don't leave me again mama please. Jangan tinggalkan Vivy. Vivy takut. Vivy taknak berseorangan lagi. Vivy taknak tengok papa sedih mama tolong lah. Tolong jangan tinggalkan kami. Tolong kekal dengan papa dan Vivy. Tolong lindungi papa dari pukulan atuk. Tolong jaga Vivy. Vivy janji akan jadi budak baik. Vivy akan dengar cakap mama dan papa. Vivy takkan degil. Vivy-

"Enough sweetie. Mama won't leave you"

Blue menekup kedua pipi si kecil. Mata birunya menentang mata hazel si kecil yang sudah terdiam selepas Blue mencium dahi si kecil.

Aren yang hendak menyuntik Vivy dengan cecair ubat terkaku. Jadi selama ni Vivy tahu yang dia pernah bersedih? Tapi macam mana dia tahu yang dirinya pernah kena pukul?

Melihat si kecil yang sudah terdiam, Blue berasa sedikit lega. Dia mencabut mask yang tergantung di sebelah telinga dan membuang mask tersebut ke dalam tong sampah.

Fyi, Blue memakai mask hitam biasa yang 3 layer tu jadi dia memang patut buang selepas pakai.

Blue mengeluarkan sapu tangan kecil berwarna royal blue dari poket blazer lalu mengelap peluh yang menitik di muka Vivy.

"I'm so sorry because leaving you alone. I won't do it again. Now let's sleep-"

"Mama teman?"

Belum sempat Blue menghabiskan ayat Vivy sudah menyampuk. Tetapi tak mengapa untuk malam ni dia lepaskan.

"Yeah, papa and I will sleep with you for tonight"

Blue menghadiahkan sebuah senyuman nipis. Tanpa membuang masa, Blue mendukung Vivy ingin menuju ke katil.

Namun ada sesuatu yang tidak kena. Blue menoleh ke belakang dan yup! Aren masih terkaku di ambang pintu sambil menggenggam jarum suntikan dan sebotol cecair.

Tidak peduli dengan kondisi Aren, Blue menarik lembut tangan besar lelaki itu supaya mengikutinya ke katil.

Esok dia akan menuntut penjelasan dari Aren tapi untuk malam ni lebih baik mereka selesaikan masalah Vivy dahulu.

Moongirl:Healer Full With Secrets [Rewrite]Where stories live. Discover now