[COMPLETED]
⚠️WARNING⚠️
Karya ini dilindungi undang-undang hak cipta Republik Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002).
Setiap reproduksi atau penggunaan tidak sah lainnya dari karya tulis di sini dilarang tanpa izin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 21
***
Warning: NSFW!
***
Jeongguk tidak bisa lagi menahannya saat dia menatap Taehyung yang tertidur di depannya.
Jubahnya tertekuk menunjukkan tulang selangkanya hingga ke dadanya. Rambutnya tergerai, menyebar dipunggungnya dan beberapa helai dilehernya. Orang itu tidak tidur, bulu mata panjangnya bergetar beberapa kali, dia bahkan membasahi bibir merahnya beberapa kali seolah tengah menggodanya.
Bagaimana dia masih hanya menjadi patung kayu setelah semua itu?
Dia meninggalkan urusannya di Kerajaan Barat dan melempar sihir teleportasi untuk menemui kekasihnya. Menyelinap dibalik selimutnya tanpa memperlihatkan keberadaannya.
Taehyung dengan ragu-ragu berbalik untuk menghadapnya saat dia mengatakannya.
Kamar itu sangat gelap, hanya ada satu lilin kecil yang menyala di atas mejanya. Dia mulai merasa bersyukur karena penerangan dikamarnya begitu gelap sehingga Jeongguk tidak akan melihat wajahnya yang memerah dengan memalukan.
Jeongguk memberikan senyumnya saat mata keduanya bertemu, dia berbisik didekatnya, "Hey."
Dengan tatapan yang masih menguncinya dia menyentuh pipinya, lalu membawa tangannya ke belakang kepalanya, menariknya untuk memberikan sebuah kecupan dipipinya.
Dia setengah berbisik, menempelkan bibirnya ditelinganya saat dia berkata, "Jangan tampar pipimu lagi lain kali."
Dia mengetahuinya?!
Dia menarik Taehyung lebih dekat, Taehyung tidak bisa melihat melalui gelapnya kamar. Dia hanya merasakan udara panas di telinganya.
"Apa yang kau pikirkan?"
Aku tidak memikirkan apapun! Bagaimana aku bisa memikirkan apapun saat kau mengacaukan pikiranku!
Dia merasa ketidak nyamanan yang aneh, merasa ingin mendorongnya tetapi juga ingin menariknya lebih dekat.
Jeongguk meraih wajahnya sekali lagi, mengangkat dagunya dengan lembut saat dia berbisik, "Aku tidak akan memakan jiwamu kali ini, biarkan aku menciummu."
Dia mengatakannya tetapi tidak menunggu jawaban darinya, dia menekan bibirnya mulai menggigit dan menghisapnya, napas panas dan penuh gairah mengalir di tengah-tengah keduanya. Taehyung merasa wajahnya terbakar dan bagian tubuhnya yang lain semakin memanas.
