Ayah, aku ingin kue apel

1.2K 224 149
                                    

Chapter 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 19

***

"Ini sudah sepuluh hari lewat setengah hari, matahari akan terbenam sebentar lagi dan itu akan menjadi sebelas hari, kenapa Teratai putih masih belum bangun juga?"

Nara mengusap air matanya, itu mengalir tanpa henti hingga lengan jubahnya basah karenanya.

Dia menghitung hari setiap harinya dengan begitu rajin saat dia menunggu di sebelah Taehyung yang masih belum sadarkan diri.

Jeongguk bahkan kesulitan untuk membujuknya agar anak itu mau beristirahat.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Teratai putih?" Dia menangis sekali lagi, "Kenapa aku tidak bisa melihat ingatannya? Apakah iblis mengganggunya?"

"Nara, bagaimana jika kau menemui Hechan sekali lagi?" Jeongguk mencoba membujuknya, "Mungkin Hechan saat ini sudah mendapatkan obatnya."

Nara menoleh, masih terisak saat dia mengangguk. Jeongguk meraihnya ke dalam pelukannya, "Temanmu baik-baik saja, berhentilah menangis."

Nara mengangguk dipelukannya, dia berkata dengan suara sumbang, "Aku tidak akan menangis lagi, jika aku menangis terus maka aku akan semakin mengecil."

Jeongguk diam-diam terkikik mendengar keluhan kecil adiknya, dia selalu mengatakan jika seseorang akan semakin kecil jika dia terus menangis dan itu selalu mampu menghentikan adiknya yang menangis.

Karena Nara sangat ingin tumbuh dewasa.

Setelah hari ke lima belas, Taehyung akhirnya melakukan pergerakan kecil pada jari tanganya.

Beberapa menit setelahnya dia perlahan membuka mata dan merasa tercengang dengan apa yang dia lihat, mata bulat besar tengah menatapnya dengan sedikit sisa air mata mengenang diujungnya. Itu menjatuhkan air mata dipipinya saat mata itu berkedip.

"Oh! Dia membuka matanya!"

Wajah bulat milik Nara yang sebelumnya berada hanya beberapa inci dari wajahnya mulai menjauh.

"Hyung-nim!"

"Benarkah?! Biarkan hyung melihatnya."

Nara memberikan ruang disebelahnya saat dia melihat kakaknya mendekat. Mereka berdua dengan penasaran menatap orang yang baru saja membuka mata itu.

Sementara orang yang baru saja membuka matanya itu saat ini tengah dibingungkan dengan kakak beradik yang masing-masing dari mereka memiliki mata bulat besar tengah menatap dengan penasaran ke arahnya.

WDZA (Wo De Zui Ai) | kookv ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang