Kau harus memilih

1K 189 103
                                    

Chapter 28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 28

***

Jeongguk membuka matanya, menatap kabut pekat disekitarnya. Tidak ada yang dapat dia lihat didalam kabut, itu menghalangi pandangannya sampai ke titik dimana dia merasa seperti orang buta.

Wabah hantu telah menyeretnya ke dalam mimpi.

Dia tidak melihat apapun tetapi masih dengan berani berjalan lurus, seolah tanpa ujung dia tidak pernah sampai dimanapun bahkan setelah sangat lama berjalan.

"Wang Long oh Wang Long."

Jeongguk mengerutkan dahinya, "Siapa?"

Itu adalah suara seorang pria. Dia masih tidak melihat apapun selain kabut, tetapi suara itu sangat jelas.

"Kita bertemu lagi."

Jeongguk menajamkan indra pendengarannya, suara itu berasal dari sebelah kanannya dan dia mulai menembakkan api ke arahnya. Tetapi itu hanya menjadi kabut yang terpotong.

"Kau masih sangat kasar seperti dulu."

"Siapa?!"

"Kau benar-benar melupakanku? Aku mulai sakit hati sekarang." Suara itu mengeluh dengan kesal, "Aku sangat senang melihatmu di makam Geumji beberapa saat yang lalu. Setelah kau menyegelku di dalam makam Geumji selama 10 tahun kau melupakanku dan tidak pernah datang, aku sangat sedih."

Jeongguk memikirkannya, dan mulai mengingatnya. Itu adalah ilgwang, kultivator hantu yang menyamar menjadi biksu untuk mengumpulkan orang dibawah ajarannya.

Jeongguk berkata dengan gigi terkatup, "Orang rendahan sepertimu, bagaimana mungkin aku mengingatnya."

"Kau tidak berubah sama sekali Wang Long-nim, kau masih berhati bengis."

"Jika kau berpikir begitu, maka kau pantas diperlakukan seperti itu."

Sebenarnya Jeongguk hanya memperlakukan orang seperti bagaimana orang itu terlihat.

Suara itu mulai tertawa, "Lalu aku akan memberimu sedikit hiburan."

Tiba-tiba kabut tebal yang sebelumnya memenuhi pandangannya menipis, semakin lama semakin tipis dan mulai menghilang.

Saat dia menyadarinya dia telah berada di depan sebuah gubuk kecil. Jeongguk mengerutkan dahinya, berpikir jika tempat ini tidak asing.

Dia mulai mendengar suara dua orang pria tertawa di dalam gubuk dengan suara cambukan yang keras. Jeongguk memiliki perasaan tidak menyenangkan dengan suara itu dan dengan ragu-ragu mendorong terbuka pintu kayu gubuk itu.

WDZA (Wo De Zui Ai) | kookv ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang