Chapter 6
***
"Aku akan mengantarmu."
"Tidak, Tidak." Bola nasi menolaknya dengan panik. "Teratai putih juga harus segera pulang atau orangtuamu akan mencarimu."
Bola nasi terlihat sangat terburu-buru hingga menimbulkan kecurigaan, untuk seorang anak kecil seusianya dia cukup pintar menutupi sesuatu. Adapun apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya salah, Taehyung diam-diam setuju dengan Bola nasi. Saat ini Mao Mou tengah menunggunya, mereka pasti akan segera mencarinya jika dia tidak segera kembali.
"Teratai putih selamat tinggal." Bola nasi segera berlari ke arah selatan saat melihat Taehyung tengah jatuh dalam pikirannya.
Taehyung membulatkan matanya dengan kaget melihat Bola nasi yang semakin mengecil dikejauhan. Dia berlari sangat cepat seperti bola yang menggelinding, Taehyung meneriakkan, "Kau seharusnya mengatakan sampai jumpa!"
Kaki kecil Bola nasi terhenti dengan cepat setelah dia mengatakannya, itu sudah sangat jauh hingga hanya terlihat titik namun dia masih bisa mendengarnya. Dia berbalik dan melambaikan tangannya dengan senyum riang, "Sampai jumpa, Teratai putih!"
Dia juga memiliki suara yang nyaring.
Melihat balasan lambaian dan senyuman dari Taehyung, Bola nasi kembali berlari dengan terburu-buru.
Saat mencapai danau selatan tubuh kecilnya memancarkan sinar keemasan yang menyilaukan, perlahan tubuhnya membesar dan memanjang membentuk naga emas yang terlihat seperti ular panjang terbang menyebrangi danau selatan.
Itu seperti bagaimana Wang Long terlihat, versi kecil.
Naga emas itu terbang dengan terburu-buru, membawa angin dan suara gemuruh bersamanya yang tidak dia tahan. Dalam beberapa saat dia mendarat di istana kristal dalam wujub manusia. Beberapa penjaga yang berbaris tidak henti-hentinya memberi salam padanya sepanjang jalan.
Dia berlari secara acak saat bibir kecilnya meneriakkan suara yang nyaring, "Dimana kakakku? dimana kakakku?"
"Yang mulia ada ditaman pangeran kecil." Jawab salah satu penjaga istana.
Dia berbelok ke kiri dan ke kanan dengan cepat, tiba-tiba merasa istana ini sangat besar untuk tubuh kecilnya.
Saat itu langit tidak secerah biasanya namun sinarnya masih mengalir pada puluhan pohon sakura tak berbunga ditaman itu. Seseorang dengan jubah hitam bermotif naga emas menatap pada salah satu pohon sakura seolah tengah menantikan pohon itu berbunga. Mahkota emas yang ia kenakan memantulkan cahaya menyilaukan, itu bergoyang saat pemiliknya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
WDZA (Wo De Zui Ai) | kookv ✔️
Fantasi[COMPLETED] ⚠️WARNING⚠️ Karya ini dilindungi undang-undang hak cipta Republik Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002). Setiap reproduksi atau penggunaan tidak sah lainnya dari karya tulis di sini dilarang tanpa izin...