6. DI KAMAR

2.6K 72 0
                                    

"Anggara Please lo jangan macem-macem Ang!.

"Siapa suruh Lo gak nurut sama gue."Anggara tersenyum di depan ambang pintu sana.

"Kenapa gue harus nurut sama Lo?, Gue bukan siapa-siapa Lo Ang.

"Ya terus Lo mau jadi siapa-siapa nya gue?

"Gak.

"Mau hmm?

Brugh

"ANG!

Anggara menjatuhkan Alda di atas kasur di kamarnya. Lalu menindih tubuh yang lebih kecil darinya ini.

"ANG MINGGIR GAK LO?!

Tangan Alda serasa tidak bisa digerakkan saat Anggara menguncinya di samping kepalanya sendiri.

"Mana mungkin gue nyia-nyia in kesempatan Alda. Lo di dekapan gue sekarang, berdua doang di satu kamar. Coba lo tebag gue bakal ngapain Lo?.

"Hiks Ang..

"Hei gausah nangis gue gak bakal luluh terus ngebebasin Lo dari gue.

Alda sudah pasrah, apa hari ini' hari terakhir nya perawan. Bagaimana kalo Mama apalagi Papa kalo tau. Mungkin Alda akan kehilangan mereka di hidup Alda karena Alda sudah pasti dikeluarkan dari KK.

Anggara mendekati leher Alda dengan sentuhan lembut di paha yang terekspos karena Rok yang semakin naik.

"Hiks Ang Ahh...

Serentak tatapan mata elang nan tegang melirik Alda yang tertidur pulas di hadapan mereka semua.

"Lah dia ngedesah?."Kaget Cahya, dirinya benar-benar menegang setelah mendengar Alda mendesah dalam mimpinya.

"Lo-lo denger nama Ang?."Mata Pari serasa mau keluar karena melotot.

Wangun dan Abing berdiri menghampiri Alda. Mereka begitu bergairah Ingin membawa cewek ini ke Kamar. Dia berani memancing delapan pria remaja ini dengan desahan nya, dia akan mendapatkan akibatnya setelah ini.

"Gak ada yang boleh sentuh Alda."Anggara datang dengan meminum minuman kaleng di tangannya. Dia melihat Abing yang sudah menindih Alda di sofa kemudian menarik tangan Alda.

"Yang bener aja Ang, dia mimpi apa coba?."Kata Langga tertawa.

Wira menyengir lalu berkata. "suka gue denger nya.

"Heh! Gue tau Lo semua pada tegang kan, Lah apalagi gue."Tawa Anggara menghampiri mereka di sofa.

"Bagi-bagi ya kalo mau di-"

"Gaada yang mau ngapa-ngapain dia!."Tegas Anggara. "Lo berdua duduk aja. Jangan ngarep lebih, Alda punya gue.

Anggara duduk di samping Alda, mengelus wajah Alda dengan lembut karena di tutupi rambut nya sendiri.

"Woi bangun."Anggara menepuk pelan pipi Alda.

Anggara menaruh minumannya di meja kemudian menarik tubuh Alda ke pelukannya.

"Eungmmm..."Alda menggeliat di pelukan Anggara.

"Argggghh..."serepak teman-teman Anggara geram dan menutup kuping dan mata mereka semua.

Anggara tertawa menatapi wajah Alda. Alda tertidur cukup lama. Dan apa setiap tidur dia akan mengeluarkan lenguhan yang membuat para pria menegang? Itu yang Anggara suka kalo benar iya.

Semakin lama Anggara menatap Alda semakin terbuai dirinya untuk mencium bibir Pink itu.

Anggara menyelipkan rambut Alda di belakang telinganya. Dirinya benar-benar akan melakukan nya, khilaf akan keadaan.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang