"AAHHH FUCK!! Ahh sshh anj-sakit ah..
Keluar dari kelas Alda akan mengembalikan buku dulu ke perpustakaan. Tapi saat melewati kelas XII IPS7 Dirinya mendengar suara-suara Aneh. Tepatnya desahan buat Alda merinding memegangi lehernya.
Ia menengok di ambang pintu ini melihat kerumunan anak cowok-cowok ya sudah dipastikan itu antek-antek nya Anggara. Tapi Anggara nya dimana?
"AHH UDAH-UDAH NGUN GAK KUAT." itu Suara Anggara. Nggak kuat ngapain? Sampai dibantu Wangun.
"Ih! Kalian ngapain..."Suara lantang dari mulut Alda buat semuanya kaget dengan kehadiran Alda. Dia kepo memberikan diri memasuki ruang kelas Anggara.
Dia melihat Anggara duduk di kursi bersender lemas di Pundak Cahya yang duduk di sampingnya. dengan paha Anggara yang mengangkang. Satu kaki nya di Atas Paha Wangun yang duduk di atas meja. masih menggunakan Baju Sekolah namun Celana panjang sekolah nya sudah terlepas dan sekarang hanya menggunakan celana Jins sepaha berwarna Hitam.
"Itu Anggara? Kenapa lemes? Habis diapain sampai keringetan gitu?"Pertanyaan yang sangat Polos.
"Ciee pikirannya makin dewasa ya Neng."Ucap Wira.
"Dih! Gue bukan bocah ya. Kek gue nggak paham aja. Gue cuma kepo!
"Kepo apa khawatir?
"Gue cuma kepo! Gak lebih.
Jglek
Pintu di tutup Rapat oleh Abing.
"Abing Lo jangan macem-macem ya.
"Kapan gue macem-macem? Orang Gue diem dari tadi.
"NGAPAIN LO NUTUP PINTU?!
"Kenapa? Takut? Kepo sih lo
Plak
Plak
"Gak tau berterima kasih banget Lo ya! Udah mau gue ajak satu kelompok! Noh nilai Lo gede berkat gue! Minggir gue gak jadi kepo!
"Jangan pergi dulu.."Anggara menegakkan tubuhnya. "Bawa sini."Perintah Anggara ke Abing.
Abing langsung mendorong Pundak Alda mengajak Alda lebih dekat dengan Anggara.
Bising meja dan kursi bergeser karena semua Teman-teman Anggara pergi meninggalkan Anggara dan Alda.
"Durasi."Ucapan Langga. Sahabat nya satu ini tidak usai-usai memintakan Durasi ke dirinya. Durasi apa yang dia maksud?
Kini keduanya hanya diam. Alda melihati Anggara yang menurunkan kakinya perlahan dari meja.
"Sorry ya."Gugup Alda memainkan jemarinya.
"Buat apa?"sembari menarik tangan Alda agar berdiri di depan meja tepat dihadapan nya yang duduk di kursi.
"Gue sakit Lo tolongin sampai lo nemenin gue di UKS dan gue malah nggak bilang Terima kasih ke lo. Sekarang, Giliran Lo yang luka kayak gini gue malah laporin Lo karena berantem, gue malah lanjutin belajar dari pada nemenin Lo-"
"Udahlah. Gue gak anggap itu Hutang. Jangan merasa Hutang Budi sama gue. Kecuali Hutang Lo pas bilang 'Jangan Ragu-ragu' itu mah gue gak mau ngelupain.
"Jangan Ragu-ragu? Ragu-ragu apa?
"Gado-gado.
Mendengar Gado-gado Alda jadi ingat lelucon nya mengatakan 'Ih Jangan. Jangan Ragu-ragu' saat Anggara ingin mengajak nya ke tempat sepi dan berciuman disana.
Alda melihat sekeliling kelas dan melihat dari Kaca kelas situasi di Luar. sepertinya sudah sebagian besar Siswa-siswi Pulang.
"Untung Sepi nih. Mau?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
Teen FictionAnggara Banaras si Cowok Sad but Sesad. "Maaf Pak Saya sama Alda Khilaf karena Gang nya mendukung kita buat ngelakuin ini. Kesalah pahaman mungkin akan dibenarkan saat mulut Manis si Brengsek Anggara ini berbicara. Follow dulu sebelum baca @meipink...