13. LAPANGAN

752 48 0
                                    

"PAK! BAPAK! ANGGARA ENGGAK BAYAR PAK! YANG LAIN JUGA!

Semua Pada kabur sesudah memakan makanan di Warung Papa dan Mama Cahya Putra Sembako.

"Hahaha."Tawa mereka beradu sambil berlari menjauhi Warung Cahya.

Di 'Warung Cahya Putra Sembako' ini lah mereka dapat makan tapi tidak membayar sesuka mereka. Tapi tetap saja lain hari mereka bayar. Pasti di bayar.

"Pak Pamit ya. Cay mau main.

"Main-main mulu kerajaan Lo! Bantu bapak dagang-"

"Dada Bapak Cayang!!

Cahya mengendarai sepeda motor nya dengan kecepatan tinggi menuju tempat tongkrongan ke dua.

Anggara dan yang lain bersender di Posko jaga malam. Mereka seperti tidak mempunyai gairah hidup. Planga-plongo. Saran banget buat mereka. Mending buat tugas dari pada bengong tidak tau apa yang akan dilakukan seperti ini.

"Gimana rasanya punya Mama."Gumam Anggara sambil melamun.

"Lo mau punya emak? Ambil emak gue noh. Free!

"Bangsat! Heh asal Lo tau ya Cay. Se-nyebelin-nyebelin Nyokap lo, emak Lo apa lah intinya Mama. Lo itu tetep harus bersyukur punya dia! Gak kayak gue. Anak pungut, dibuang gitu aja, gak tau Orang tua bentukannya kek gimana sampai jadi gue yang ganteng melebihi Justin Bieber ini-"

"Gak! Gantengan Justin Bieber kali."Saut Langga.

"Yah intinya Justin kembaran gue. Ya intinya Lo punya Mama gitu aja deh, ya intinya gitu ya."Omongan Anggara ngelantur kesana-kemari.

"Serah Lo.

"Jadi Duel gak Lo?" Wangun melempar Kulit bekas jajan nya ke Anggara namun keburu dibawa angin.

"Gue lagi Galau.

"Gara-gara cewek?

"Gak Cay! Gue Galau pengen peluk Mama Hm.. lemah gak sih kalo gue nangis?

"Lemah!

"Lemah! Lemah!

"Lemah Lo Ang! Cowok kok nangis.

"Lemah sih Ang! Mangat dong! Lo setiap ke rumah kita Lo itu dianggap anak tau gak sama Mama-Mama kita."Ucap Jingga.

"Tapi itu Mama Lo pada, Mama kandung Lo. Gue gak punya.

"Punya. Apalagi Mama gue Ang, Lo Kek anak dia sendiri sama kayak di bilang Jingga. Gue adek lo' Lo Abang gue ya kan?

"Iya Lo punya kita. Jangan ngerasa kesepian. Apalagi kata Galau, Jaman?

"Iya gue bersyukur banget dianggap anak. Tapi Gak ngotak banget gak sih gue gak tau Orang tua?

"Ee.. iya sih. Tapi Gapapa Mama sama Papa Cay itu Mama' Papa Ang juga.

"Gak ah. Nanti nama gue jadi 'Warung Anggara Banaras Putra sembako' adeh!! Hahaha-"

"Dih! Lo ngekek gue!

"Ya emang lucu anjir. Cahya Putra Sembako."Tawa Anggara melengking hingga terdengar sampai Kompleks sebelah.

"Entar gak gue kasih Lo ngebon-ngebon di Warung gue.

Anggara menetralkan Tawa nya. Kini rahangnya sakit karena tertawa.

Anggara menatap sekilas. Wajah yang awalnya gembira berubah menjadi wajah yang datar dan sangar.

"Udah Sore Riyan belum Dateng juga nyamperin gue.

"Riyan Nelpon Lo tadi Ang. Tapi Lo sibuk senam.

"Hah! Paling juga ngebatalin.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang