bab. 5

21K 980 20
                                    

Happy reading
°
°
°
Selamat membaca 🙃

Setelah bangun dari pingsan kesurupan kemarin, keluarga Monica makin perhatian kepada Monica, kecuali si kembar dia tetap benci terhadap Monica entah apa penyebabnya aku pun tak tau.

"Uhh, ini bang gojek yang bener aja, gue turun di sini," gerutunya. "Mana tempatnya sepi lagi." ucapnya lalu duduk di trotoar jalan sambil memeluk lututnya.

Sebuah motor sport warna hitam berhenti tepat di depannya. "Ngapain lo disini? Gak sekolah lo?" tanya pemuda itu.

Monica mendongak dengan muka bantal nya itu, di mana itu terlihat sangat imut dengan pipi yang mau tumpah. "Mine beby" batin pemuda itu menyeringai di balik helem hitam itu.

"Apa?" tanya Monica memastikan.

"Gak sekolah lo?"

"Ini mau sekolah, tapi gak ingat jalan," ucap Monica dengan senyum manisnya itu, dan membuat si pemuda itu makin gemes.

"Sabar, pipinya itu bentar lagi milik elu," batinnya menguatkan dirinya ini.

Pemuda itu menyodorkan tangannya. "Naik," suruh nya.

"Naik kemana?" tanya Monica.

"Ke motor, gue" suruh nya.

"Emm, nggak deh aku jalan kaki aja," tolak Monica halus.

"Emang tau jalan sekolah kearah mana?" tanya pemuda itu.

"Iya-iya, aku kan gak tau, tapi kalok aku ikut dia aku takut di apa-apain," batin Monica resah pemuda itu seakan tau apa isi pikiran Monica.

"Gue gak akan apa-apain lo kok," ucapnay menyakinkan.

"Udah lo mau ikut gak, udah mau telat ini," ketus nya dan Monica pun naik ke motor pemuda itu. Monica memegang jaket pemuda itu dengan erat.

Pemuda itu dengan sengaja menarik tangan mungil Monica yang berada di jaketnya kini pindah memeluk pinggang pemuda itu.

Monica kaget dia mencoba menarik tangannya kembali tapi pemuda itu mencegahnya. "Ya Allah maafin Monica yang menyentuh lawan jenis hamba, ya Allah," batin Monica gelisah dia takut seumur-umur dia baru begini pada lelaki selain abi dan pamannya.

* * *

Motor sport hitam itu kini sudah masuk kawasan sekolah mereka yang ada di sana memfokuskan pandangan mereka kearah motor sport hitam itu.

"Akhh! Cogan itu pasti."

"Siapa itu?"

"Anjir degem woy!"

"Pasti ganteng."

"Ehh, kayak kenal deh sama muka si cewek?"

"Iya kayak Queen bullying itu gak sih?"

"Ehh, tapi mana mungkin dia kan kek ondel-ondel, dan yang itu degem woy!"

Begitulah bisikan-bisikan penghuni sekolah SMA Nanggala 421. Dan tak lepas dari pandangan Zafran cs.

Monica turun dari motor pemuda tadi. "Makasih ya," ucap Monica dengan senyum tulus, pemuda itu memekik gemes di dalam helem nya.

"Hem." Dinginnya.

Monica yang mendengar nada dingin itu hanya menghela nafas pelan. "Ya udah aku pergi dulu, assalamualaikum," pamit Monica melenggang pergi.

"Aduh aku lupa lagi, aku kan gak tau kelas Monica yang mana?" bingungnya lalu menanya salah satu siswa yang kebetulan lewat.

"Mmm, kak boleh nanya gak?" tanya Monica sopan dan jangan lupakan mukanya yang lucu itu.

Siswa itu memekik tertahan melihat muka imut Monica dan siswa itu belum tau kalau yang bertanya itu adalah Queen bullying di sekolahnya ini.

"Mau tanya apa dek,"

"Mmm, kelas kak Monica yang mana?"

Siswa itu terkejut. "Aduh adek manis ngapin nanya neklam, nanti adek manis di makan sama dia mau!" ucap siswa itu heboh.

"Mmm, tapi saya Monica,"

Siswa yang mendengar itu ketawa sampai memegang perutnya yang sakit akibat ketawa. "Aduh adek manis bercanda nya bisa aja," ucap lelaki itu panggil aja Rahmat ketua kelas IPA dua.

"Beneran saya nanya loh," tanya Monica yang mulai kesal pasalnya lelaki di depannya ini ketawa mulu padahal gak ada yang lucu.

"Udah ayo, kamu pasti murid baru, saya antar keruang kepsek," ucapnay menarik tangan Monica keruangan kepsek, Monica yang di tarik hanya pasrah mengikuti dari belakang.

Sesampainya di ruang kepsek Monica bertemu dengan pemuda tadi yang berangkat bareng dirinya. "Pak saya bawa murid baru nih," ucap Rahmat mendorong tubuh mungil Monica pelan.

"Murid baru," beo guru itu, setahunya murid baru ada satu yang masuk cuman pemuda ini saja, terus siapa gadis ini?

"Mm.... Rahmat mungkin kamu salah orang kali, disini murid baru cuman satu, pemuda ini, dan gak ada lagi." jelas kepala sekolah.

"Lah, terus yang saya bawa ini siapa?"

"Loh mana saya tau, ohh... nak, nama kamu siapa?" tanya kepala sekolah, kepada Monica.

"Nama saya Monica pak,"

"Nama panjang?"

"Monica Shintia Alexander," ucap Monica lantang, Rahmat dan kepala sekolah begitu terkejut dengan ungkapan Monica, tapi berbeda dengan pemuda di sebelah Monica ini, dia sudah menandai nama Monica di hatinya.

Monica dan Rahmat dan jangan lupakan si murid baru itu. "Lo beneran Monica si nenek lampir itu kan?" tanya Rahmat kepo.

Monica mendengus kasar, apa-apaan tadi dia di bilang nenek lampir segala. "Iya lah, kamu pikir aku ini arwahnya apa?" sewot Monica, dia pun tidak tau kenapa dirinya se sewot itu, apa karna faktor haid? Ahh itu tidak mungkin dia kan baru selesai Minggu kemarin.

"Ya aneh aja gitu, dulu kan lo selalu bully orang, penampilan juga agak urakan," ucap Rahmat takut menyinggung sang Queen bullying ini, bisa mampus dirinya kalau melakukan kesalahan pada Monica.

"Ya, kan dulu aku khilaf makanya kayak gitu... tapi sekarang udah enggak kok, aku kan udah berubah," ucap Monica menyakinkan. Rahmat yang melihat itu merasa lega, tapi ada satu pertanyaan yang masih menyerang pikirannya ini.

"Lo beneran berubah kan? Bukan maksud untuk mencari perhatian Zafran cs, kan?"

"Enggak kok, mulai sekarang aku gak bakal ngejer Zafran Zafran itu, aku udah bosen tau," ucap Monica cemberut.

Sedangkan murid baru itu hanya dia memperhatikan dua mahluk yang lagi bicara itu, dan sampai dia melihat muka cemberut Monica yang sangat lucu, menurutnya itu.

* * *

"Dari mana saja kamu Rahmat? Kenapa kamu telat?!" tanya buk Rika guru yang sedikit killer itu.

"Maaf Bu, saya bawa murid baru makanya telat," ucap Rahmat sambil mendorong pelan bahu pemuda itu, dan Rahmat pun menarik tangan Monica ke bangkunya.

"Mau bawa kemana murid baru itu? Dia belom kenalan," teriak buk Rika.

"Dia bukan murid baru buk, dia Monica,"

"Mana mungkin Monica yang penampilannya kayak bebek itu bisa secantik dan segemoy ini," entah sejak kapan buk Rika kebelakang, dan mengunyel pipi tembem Monica.

"Siapa nama kamu nak?" tanya buk Rika halus. "Monica buk," jawab Monica gugup.

Seketika uyelan di pipi tembem itu berhenti. "Ahh, maaf," ucapnya lalu ke depan dan menyuruh murid laki-laki itu perkenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama saya Arsenal Lucifer," dinginnya lalu duduk dekat Monica, karna bangku di sebelah Monica yang kosong.

~°~°~°~°~°~°~°~°~°

Gadis Hijab Pindah TubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang