Chapter. 11

14.2K 615 1
                                    


Hello maaf Yo lama up. =™
~
~
~
~
~

"Lo gak usah pura-pura gak tau deh!" tukas Tio. "Lo kan yang udah sembunyiin Celly, mana dia?" ucap Tio berakhir dengan pertanyaan.

"Lah mana saya tau saya kan di kelas! Dan satu lagi gue udah gak ada urusan sama si Celly Celly itu, jadi gak usah nuduh-nuduh gue lagi!" Monica pergi ke luar kelas dia sangat kesal dengan Zafran dkk yang main nuduh segala. Monica tidak sadar gaya bicaranya berubah jadi gaul.

"Ihh kesel deh!" cemberut nya sambil menendang-nendang udara. "Awas aja si Celly Celly itu, gue bejek-bejek kek sambal ikan Dugong!"

Arsenal yang melihat kekesalan Monica hanya diam memerhatikan dengan senyum manisnya. "Imut!" batinnya.

Dia lagi kesel loh, bisa-bisanya dia bilang imut apakah anda sehat wahai Arsenal.

~°~°~°~°~

Celly kewalahan menghadapi dua peria ini. "Anjing enak banget!" ucapnya sambil terus menggerakkan.

"Udah gue gak tahan!" Celly merasa tubuhnya remuk tapi dia cukup menikmatinya karna mereka mainnya cukup nikmat!

Celly kenikmatan tiada tara dan Zafran dkk yang hawatir terhadap Celly memang bodoh mereka, orang yang di hawatirkan tengah mendesah kenikmatan di gudang sekolah.

~°~°~°~°~

"Celly kemana sih? Gue hawatir banget tau!" Tio dari tadi tidak bisa tenang Nico dan Toni yang melihat kekhawatiran Tio merasa aneh, sedangkan ketiga balok es ini hanya menatap datar.

"Kenapa lo hawatir banget sama Celly?" dingin Zafran.

"Iya di antara kita yang paling hawatir sama Celly itu lo deh!" ucap Toni.

"Ya emang kenapa?" gugup Tio. "Lagian Celly itu kan Queen nya Blood Devils! Iya kan?" sambungnya dengan senyum manis.

Mereka berlima yang mendengar ucapan Tio tadi tercengang. "Sejak kapan kita nganggep Celly Queen di Blood Devils?" tanya Zafran datar dan melingkarkan tangannya di dada.

"Loh, emang lo gak nganggep Celly Queen di Blood Devils emang?!"

"Enggak!"

Tio mengeraskan rahangnya saat mendengar Zafran tidak menganggap Celly sebagai Queen Blood Devils. "Lo!" tunjuk Tio di depan wajah Zafran. "kok gitu sih! Lo nganggep Celly apa?" ucapan Tio terpotong oleh suara dingin Zafran.

"Siapa lo? Perintah-perintah gue! Terserah gue dong mau nganggep Celly apa enggak!" Tio semakin mengeraskan rahangnya.

Bugh! Tio membogem rahang Zafran. "Terus maksud lo apa pacarin Celly? Hah!" bentak Tio.

Mereka berempat yang melihat itu hanya menatap dingin Tio dan Zafran, Zafran mengusap ujung bibirnya yang berdarah dan bughh! Zafran membalas menonjok wajah Tio.

Lalu mencengkeram leher seragam Tio dan membisikkan sesuatu tepat di telinga Tio. "Lo kalok suka sama dia ambil aja! Jalang busuk kek dia gak begitu berarti di mata gue!" bisik Zafran lalu menghempaskan Tio hingga tersungkur.

~°~°~°~°~

Sedangkan kegiatan panas Celly dan dua peria itu terekam oleh seseorang dengan memandang mereka jijik.

"Cih, menjijikkan! Katanya kaya, kok sewa hotel aja gak mampu? Situ kaya apa koye?" sinis nya lalu pergi dari tempat itu.

~°~°~°~°~

Deru napas Celly memburu kuat di gudang itu. "Thanks udah muasin kita, lo hebat!" Celly yang merasa dirinya di puji begitu senang.

Setelah itu mereka bertiga keluar satu persatu tapi tanpa mereka sadari kegiatan mereka sudah di pantau oleh seseorang.

"Menjijikkan!" desisnya di depan layar monitor lalu pergi meninggalkan ruangannya.

~°~°~°~

Monica bolos sekolah dan sekarang Monica tengah berjalan di trotoar dengan wajah murung tapi tiba-tiba.

Pergelangan tangannya di cekal dengan cukup kuat. "Ehh apa-apaan ini? Lepasin gak!" Monica mencoba melepaskan cengkraman di tangannya itu.

"Lo gak usah banyak tingkah, ikut gue!"

Monica dan peria itu kini sudah berada di dalam gang sempit yang cukup sepi. "Lepasin! Kamu mau apa? Lepasin tangan Monica sakit!" Monica menangis pergelangan tangannya sudah sangat merah sekarang.

"Lo bisa diam gak? Gak usah nangis, gue gak akan pernah kasihan sama lo?"

"Terus kamu mau apa? Apa salah--!" ucapan Monica terhenti karna tiba-tiba mulutnya di bungkam dengan mulut si peria.

Monica terdiam sambil melorotkan matanya dan segera memberontak air matanya meluruh tanpa di minta, harga dirinya merasa di injak.

"Emmm, lepas!" ciuman itu terlepas dengan Monica menampar pipi peria itu sambil menangis. "Kurang ajar kamu! Maksud kamu apa cium-cium aku hah! Kamu pikir aku ini wanita murahan hah!" bentak Monica.

Si peria hanya diam sambil memandang Monica dengan tatapan aneh. "Kamu memang benar-benar berubah beby!" batinnya tersenyum manis.

Monica menangis sesenggukan dia mengusap bibirnya kasar guna menghilangkan bekas ciuman itu, dirinya begitu kotor, pikir Monica.

"Kamu, kamu benar-benar cowok brengsek!" Monica tak habis pikir dengan peria ini bisa-bisanya peria ini mencium dirinya setelah menarik dirinya ke tempat sepi ini, benar-benar tidak punya adab dan akhlak!

~°~°~°~°~

Monica menangis tersedu-sedu di tepi jalan kayak orang gila. "Ya Allah ampuni Monica karena tidak bisa menjaga diri Monica dengan baik ya Allah." bagaimanapun dia ini Mawar anak yang sangat menjaga dirinya dan orang yang sangat sopan.

~°~°~°~°~

Salma, Naya dan Raina kini sedang mengelilingi gedung sekolah guna mencari sahabatnya yaitu Monica.

"Gimana? Kalian udah ketemu kan?" tanyanya penuh harap, dan di balas gelengan oleh keduanya.

"Ya ampun Mon, lo suka banget deh ngilang nya!" ucap Raina berdecak kesel.

Naya menghembuskan nafasnya gusar guna meredakan rasa sakit pada perutnya Salma dan Raina pun belum menyadari gelagat aneh dari Naya.

"Menurut lo Mon--, ehh! Muka lo kenapa pucat gini? Lo sakit?" Raina melotot kaget saat melihat muka pucat Naya.

"Lo kenapa Nay?" tanya Salma hawatir.

"Kita kerumah sakit ya?" tukas Salma.

"Tapi Monica gimana?" Naya hawatir dengan keadaan Monica yang tiba-tiba hilang.

"Udah masalah belakangan itu, yang penting kita kerumah sakit aja dulu, tuh liat muka lo pucat banget!" panik Raina.

~°~°~°~°~

Gang Z'Dragon dan Blood Devils tengah tawuran di jalan merpati, jalanan cukup mencet karna aksi kedua gang ini, kaca mobil yang parkir di tepi jalan mereka rusak dan untuk berlindung dari serangan musuh.

Zafran dan Arkan sedang adu jotos di tempat yang cukup sepi kedua manusia ini seolah-olah mempunyai dendam pribadi.

"Kali ini lo harus kalah Zafran!" teriak Arkan menggebu-gebu. Arkan Sanjaya anaknya yang haus akan kemenangan tapi dia tidak bisa menang melawan Zafran dkk, dan itu membuatnya berambisi untuk menghancurkan gang Zafran yaitu blood Devils.

"Gak usah ngimpi lo! Bangsat!" ejek Zafran dengan mata tajam.

"Gue bersumpah buat hancurin gang sampah lo itu, dan gang gue bakal jadi yang terkuat dan terkenal, bukan gang sampah lo lagi!" sinis Arkan dan itu membuat emosi Zafran terpancing.

"Alah gak usah bacot lo!" Zafran dengan ganas menghajar Arkan tanpa memberi ampun untuk melawan, Arkan kewalahan menghadapi Zafran yang kesetanan.
.
.
.
.
TBC

Gadis Hijab Pindah TubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang