Part 11 - Rumah Natha

10.8K 1.3K 548
                                    

Hai semuaaa, aku balik lagi. Ada yg kangen?

Tes semangat dulu, spam lalala yeyeye 👉

Spam nama kamu 👉

Spam judul 👉

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Jenny 👉

Tandai kalau ada typo ya 💫

Happy reading ❤

Aku berharap tidak ada perpisahan karena sebuah kesalahpahaman.
__________

Shopia bingung bagaimana cara dia mengatakan pada Natha bahwa besok dia akan pindah ke rumah laki-laki itu.

Apa Shopia langsung angkut barang saja dan tiba-tiba datang? Itu sangat tidak sopan.

Atau, melalui sambungan telepon? Harusnya sih menemui Natha secara langsung.

Dengan berbekalkan sisa harga diri yang Shopia miliki dia akan menemui Natha pagi ini. Bubur ayam depan kantor sebagai sogokan. Shopia menunggu di depan ruang meeting, sejak pagi tadi Natha meeting dengan salah satu vendor.

Hampir jam 10 dan Natha belum juga keluar dari sana. Shopia mulai resah, masalahnya dia meninggalkan pekerjaan demi hal tidak penting ini. Oke, ini sangat penting mengingat Shopia butuh tempat untuk menumpang.

Bubur ayam yang Shopia bawa mungkin sudah lepek. Lagi pula, sepertinya Natha pasti sudah sarapan.

"Andin!" Shopia tersenyum lebar kala sekretaris Natha keluar dari ruang meeting.

"Eh, Shopia? Ada apa?"

"Masih lama meeting-nya?"

"Kayaknya sih sampai sore. Ini gue mau ambil beberapa dokumen ke bagian produksi. Sekalian mau pesan makan siang juga untuk Pak Natha dan vendor," jelas Andin.

Shopia semakin berkecil hati. Sudah masuk jam makan siang, dan dia masih berharap memberikan bubur ayam lepek ini pada Natha.

"Lo ada urusan sama Pak Natha?" tanya Andin.

"Oh." Shopia bingung bagaimana menjelaskannnya. "Nih, ada titipan dari Jenny. Dia takut Pak Natha belum sarapan. Gue duluan ya."

Shopia hopeless. Dia serahkan bungkusan bubur ayam pada sekretaris Natha dengan asal. Lalu berjalan ogah-ogahan meninggalkan sekretaris Natha.

"Dari Jenny?" Andin memastikan sekali lagi.

Shopia tidak menyahut. Hingga dia hilang dari padangan sekretaris Natha, masuk ke dalam lift menuju lantai divisi finance and accounting.

"Andin!" Natha keluar dari ruang meeting.

"Oh iya, Pak? Ada tambahan?" tanya Andin sigap.

"Panggil Pak Hendra ke sini dan bawa data PO material plat dari CV Mamalia dua tahun terakhir lengkap dengan daftar harga," ujar Natha.

"Baik, Pak. Oh iya, ini ada titipan sarapan dari Jenny, dia takut Pak Natha belum sarapan."

Natha mengangkat satu alisnya.

"Jenny perhatian sekali ya, Pak. Bapak dan Jenny pasangan yang serasi," komentar Andin.

Natha menerima bungkusan itu dengan senyuman. Kebetulan dia belum sarapan karena tadi pagi buru-buru untuk meeting.

Hey Stupid, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang