Part 21 - Pergi

11.4K 1.3K 1.6K
                                    

Aku baru tarik napas lho padahal, udah capai target aja.

Tes semangat dulu. Ketik aaaaa 👉

Komen sesuatu 👉

Sudah bahagia hari ini?

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Nata de coco  👉

Spam judul 👉

Happy reading ♥️

Derita mantan yang belum sempat jadi pacar.
_____

"Nath, aku balik dulu, ya." Jenny menyandang tasnya di bahu kiri. Tidak lupa ia tersenyum cantik pada Natha.

Natha mengangguk. "Nggak sarapan dulu?"

"Nanti aja di kantor. Aku takut telat."

Tangan Natha terulur mengusap puncak kepala Jenny. "Hati-hati," katanya.

Jenny semakin melebarkan senyum, mengunci mata Natha. Membius laki-laki itu dengan tatapan cantiknya. Jenny berdebar, dan ia tahu Natha juga pasti begitu.

"Aku lihat tentang kita di mata kamu," ujar Jenny.

"Oh ya?"

Jenny mengangguk. "Belum seutuhnya, tapi aku yakin nanti kamu akan jatuh cinta seutuhnya."

"Pulang sana! Jangan ngegombal pagi-pagi" canda Natha.

"Dih, ngusir."

Tadi malam Jenny menginap di rumah Natha. Menginap dalam artian Natha tidur di kamarnya sendiri, dan Jenny tidur di kamar sebelah. Jenny beralasan dia tidak ingin pulang ke rumah karena semua keluarganya pergi ke luar kota, Jenny takut sendirian.

"Siang nanti aku bawa bekal ayam semur, ya."

"Iya."

Natha mengantar Jenny hingga ke depan rumah. Mengawasi perempuan itu hingga masuk ke dalam mobil, lalu pergi.

Langit belum begitu terang. Matahari muncul malu-malu. Mata Natha bergerak menelusuri sekitar pekarangan rumah, mencari sosok yang ia minta tidur di luar tadi malam. Namun, Shopia tidak terlihat.

Ke mana perempuan itu? Natha cukup sadar diri bahwa sikapnya memang keterlaluan.

Natha kembali masuk ke dalam rumah.

"Shopia!" Natha kaget melihat Shopia keluar dari kamar tengah dengan muka bantal.

"Eh, Pak Natha?" Shopia mengucek matanya. Tersenyum kecil pada Natha. Nyawa Shopia belum sepenuhnya terkumpul.

"Bukannya kamu tidur di luar?" tanya Natha heran.

"Oh, itu." Shopia bingung menjelaskannya. "Saya masuk diam-diam ke dalam rumah. Untung pintunya nggak dikunci. Ya kali saya tidur di luar, Pak! Tega banget."

Shopia meringis melihat ekspresi Natha. Apa Natha kesal karena gagal menyiksa Shopia?

"Tenang aja, Pak! Jenny nggak tahu saya masuk ke rumah tadi malam. Saya masuk diam-diam tanpa suara." Shopia tahu urusan Jenny tetap nomor satu bagi Natha.

Natha tidak memberi jawaban apa-apa.

"Pak Natha, tidur satu kamar dengan Jenny?" tanya Shopia ragu. Dia masuk ke dalam rumah saat semua sudah gelap.

"Bukan urusanmu!" sinis Natha.

Sudah Shopia tebak dia akan mendapatkan balasan sinis. Hatinya baik-baik saja, tepatnya pura-pura baik.

Hey Stupid, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang