Pengungkapan.

8K 897 27
                                    

Awas!!
Banyak typo jalan²!!!

Gadis dengan rambut sebahu itu sedang berkutat dengan laptop yang sekarang berada di pangkuannya.

Edrea memutuskan untuk segera mencari tahu soal seseorang yang ia lihat sewaktu di rumah sakit. Filling dia mengatakan, bahwa itu adalah raga Galih.

Sudah beberapa hari ini, sosok lelaki itu tidak pernah muncul di hadapannya. Walaupun di panggil sekalipun, dia tidak pernah menampakkan diri.

Pada akhirnya, dia lebih memilih untuk menyelidiki tentang sosok itu dengan cepat.

Ya, walaupun ia tidak tahu nama asli dari Galih, setidaknya dirinya paham dengan paras Galih yang seperti apa.

Gadis itu berdecak pelan. "Kenapa susah banget, sih!" gerutunya dengan kesal lantaran salah satu dari ruangan VVIP yang berada di sana terjaga ketat.

"Oke. Kita coba sekali lagi, kalau ini nggak berhasil, berarti gue harus minta tolong sama anak-anak," ujarnya mulai menyerah.

Setelah berkutat dengan waktu yang cukup lama. Akhirnya usahanya pun tidak mengkhianati hasil. Ia berhasil meretas CCTV ruangan tersebut.

Alangkah terkejutnya saat melihat siapa yang sedang terbaring di atas brankar itu.

"Itu beneran tubuh Galih, dan di sebelahnya ada jiwa Galih. Pantesan dia nggak pernah muncul kalau gue panggil, ternyata nemenin tubuhnya toh," kata Edrea dengan pelan.

Edrea pun mengerutkan dahinya bingung. "Loh, itu 'kan A'av. Jangan-jangan, Galih itu sepupunya yang waktu itu dia ceritain."

Dari pada penasaran, gadis itu memilih untuk memperbesar layar laptopnya agar terlihat lebih jelas lagi siapa dia. Dugaannya memang benar bahwa lelaki itu adalah A'av.

"Lo ngapain Ta, ngomong sendiri?" tanya Alvi dengan heran lantaran melihat Edrea yang selalu berbicara dengan laptop di pangkuannya.

Gadis itu pun terperanjat kaget. "Astaghfirullah! Ngagetin lo!" cetus Edrea seraya melempar bantal ke arah Alvi.

Sedangkan sang empu hanya melemparkan cengiran khasnya. "Maaf deh," ucapnya.

Edrea pun hanya mengangguk singkat. "Sini deh, Kak. Gue mau nanya sesuatu," ujarnya sembari menyuruh saudaranya itu untuk mendekat.

Membuat Alvi langsung berjalan ke arah gadis itu. "Nanya apa, kaya serius banget," ucap Alvi dengan alis yang mengerut heran.

"Tuh, lihat. Ada A'av," kata Edrea dengan menunjukkan layar laptopnya.

Alvi pun menajamkan penglihatannya. "Lah, iya. Terus itu siapa?" tanya Alvi kepada gadis di sampingnya itu.

"Kalau di pikir-pikir, sih, kayaknya itu sepupunya deh, Kak, yang di ceritain waktu itu," jawab Edrea .

Alvi pun mengangguk setuju. "Bisa jadi. Besok kita tanyain langsung aja pas di sekolah."

Edrea hanya menjawab dengan mengangguk singkat.

"Ya, udah sana! Lo pergi dari kamar gue, gue mau tidur," ucap Edrea berniat mengusir. Membuat cowok itu mendengus kesal, dan langsung pergi menuju kamarnya sendiri.

Gadis itu menutup laptopnya dan menyimpan di atas meja terlebih dahulu. "Kira-kira dia udah ingat belum ya, tentang dirinya sendiri? Kalau aja udah ingat semua.   Semoga semuanya baik-baik saja," monolognya seraya menatap langit-langit kamar.

Helaan nafas terdengar. "Jadi kangen sama Ibu, Bapak. Semoga aja besok bisa ketemu mereka pas di rumah sakit sekalian jenguk Galih," sambungnya.

Dan setelah itu ia pun segera menutup kedua matanya, dan pergi ke alam mimpi.

 EDREA TRANSMIGRASION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang