Awas!!
Banyak typo jalan²!!!
°
°
°Suasana pagi hari ini cukup cerah, dengan awan yang belum terlihat biru, dan juga embun pagi yang menghiasi dedaunan.
Gadis dengan rambut sebahu itu kini sedang menyiapkan sarapan untuk ke dua kakaknya dan juga adiknya, ia tahu Alka sudah pulang dan mendengar semua percakapan antara dirinya dan juga Alvi malam tadi.
Ia ingin melihat reaksi mereka berdua pagi ini setelah mendengar semua fakta itu, jika mereka tidak mengizinkan toh dia masih punya keluarga kandung nya.
"Lo ngapain Mbak? Perasaan disitu mulu, nggak pegel?" tanya Edrea kepada sosok gadis yang selalu berdiri di sebelah meja makan.
Sosok itu hanya menyeringai tajam, dan menghilang begitu saja. Bertepatan dengan tiga bersaudara itu yang datang menuju meja makan.
"Sarapan dulu, gue cuma bikin sandwich sama susu hangat,"ujar Edrea kepada mereka.
"I-iya,"jawab mereka dengan canggung.
Edrea hanya terkekeh geli,"santai aja kali, nggak usah canggung gitu. Bunda sama Ayah juga udah tahu kalau gue bukan anaknya,"katanya memberitahu.
"Kalian berdua pasti kaya gini gara-gara semalem denger pembicaraan gue sama Alvi, kan?" sambungnya bertanya kepada Keanu dan juga Alka.
"Kok lo bisa tahu kita ngintip lo sama Alvi?" tanya Keanu dengan heran.
"Gue lihat kalian berdua, kok. Cuma, ya, pura-pura nggak liat aja,"jawab Edrea dengan santai seolah-olah tidak tahu apa-apa.
"Pasti kak Atta nggak menganggap Alka jadi adiknya, lagi,"ucap Alka dengan mata berkaca-kaca.
"Eeh.. jangan nangis dong. Kamu itu udah kakak anggap sebagai adik kakak sendiri, Alka. Dan kalian juga udah gue anggap sebagai saudara gue,"jawab Edrea sembari tersenyum hangat.
"Udah, kenapa masih pagu gini malah pada sedih,"tukas Alvi berusaha mencairkan suasana.
"Lanjutin sarapannya, kalau udah tinggal berangkat,"ujar Edrea memerintah kepada mereka.
°
°
Sampai di sekolah, Edrea langsung memarkirkan motornya di tempat biasa setelah mengantar Alka sampai depan kelasnya.Gadis itu berjalan sembari bersenandung pelan dengan wajah yang tak begitu datar dari sebelumnya.
"ATTA, TUNGGUIN GUE,"ucap Laras dengan sedikit berteriak memanggil teman barunya.
"Nggak usah teriak bego,"kata Edrea dengan kesal sembari mengusap telinganya yang berdengung.
Laras pun menggaruk hidungnya yang tidak gatal.
"Sori, habisnya gue terlalu bersemangat sih,"jawabnya di sertai cengiran andalan."Gue lupa anjir! Sekarang 'kan waktunya buat testimoni suara gue,"sambung Laras.
Memang gadis itu sudah di beritahu oleh bu Uni perihal testimoni suara yang akan kelas mereka adakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDREA TRANSMIGRASION
FantasySUDAH TERBIT! Part masih lengkap!! Kalian bisa dptkan novelnya di firazmedia publisher Perpindahan jiwa? Itu terdengar sangat mustahil. Tapi itu terjadi kepada seorang gadis yang tiba-tiba saja jiwanya berada di raga gadis yang tidak ia kenali sama...