Mimpi

8K 756 11
                                    

Kalian apa kabar nih?


Semoga sehat selalu ya :)

Awas!!!
Banyak typo jalan²!!!
°
°
°

Sudah dua minggu lamanya, semenjak kejadian di rumah sakit waktu itu. Kini semuanya masih berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala apapun.

Dan kondisi Eza atau Galih, semakin membaik setiap harinya. Kemungkinan dalam waktu dekat ini akan segera sadar dari tidur panjangnya.

Untuk Edrea sendiri. Sekarang hidupnya semakin harmonis dengan kedua keluarganya itu. Kondisi tubuhnya saat ini masih dalam tahap perkembangan dan belum ada reaksi sama sekali.

Entah bagaimana dengan kedepannya. Yang pasti untuk saat ini masih baik-baik saja.

Sekarang, Gadis dengan rambut sebahu itu tengah berdiri di bawah gelapnya malam. Di temani dengan angin sepoi-sepoi yang menambah kesan sejuk nan dingin ketika menyentuh permukaan kulit.

Edrea sedang memikirkan arti dari sebuah mimpi yang datang beberapa hari lalu. Entah artinya apa, ia masih mencari tahu akan hal itu.

Flashback on.

Di sebuah hutan yang cukup luas, Edrea tengah berlari kencang guna menghindari kejaran dari beberapa orang tak di kenal. Napasnya mulai tersengal-sengal akibat berlari sedari tadi. 

Sampai pada sebuah gubuk yang sudah tua. Gadis itu langsung masuk untuk bersembunyi di dalam sana.

"Kemana larinya gadis itu?"

Samar-samar, Edrea mendengar percakapan dari orang yang mengejarnya.

Dengan deru nafas yang masih terengah-engah. Gadis itu terus menutup mulutnya menggunakan kedua tangan agar tidak terdengar oleh orang-orang tersebut.

Tak berselang lama, suara dari ketukan sepatu yang beradu dengan tanah pun perlahan menghilang.

Helaan nafas lega terdengar. Edrea segera beranjak dari sana dan keluar dari gubuk tersebut.

"Alhamdulillah, dah. Udah pada pergi, mereka siapa, si? Kenapa tiba-tiba ngejar-ngejar gue, dah?" gerutu Edrea seraya menghentakkan kakinya kesal.

Ia pun mengamati sekitar, hanya pepohonan yang begitu luas, dan tidak ada penerangan sama sekali. Tanpa rasa takut, gadis itu terus berjalan tak tentu arah. Sampai pada akhirnya, ia menemukan sebuah gubuk yang sepertinya berpenghuni.

Gubuk itu belum terlalu rapuh, terdapat penerangan disana. Makanya gadis itu tahu kalau gubuk tersebut berpenghuni. Tanpa berfikir lama, dirinya terus berjalan ke arah gubuk dengan sedikit mengendap-endap.

Sampai di depan pintu, Edrea langsung mengetuk pintu.

Tok tok tok!

"Assalamu'alaikum," ucap Edrea.

Tak berselang lama, pintu itu terbuka dan nampak lah sepasang suami istri yang sudah berumur.

"Wa'alaikum sallam," jawab mereka seraya tersenyum hangat.

Edrea kaget ketika melihat lelaki tua itu. Ternyata Kakek tersebut adalah orang yang memberikan sebuah kalung yang dirinya pakai hingga saat ini.

"Loh, ternyata disini toh, rumahnya kakek. Kakek apa kabar?" tanya Edrea kepada mereka lalu menyalimi keduanya.

Kakek itu tersenyum kembali. "Alhamdulillah sehat. Mari masuk," ujarnya mempersilahkan.

 EDREA TRANSMIGRASION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang