Elfatih Reza pratamafakhran

7.6K 855 30
                                    

Makasih buat yang selalu nungguin cerita ini update, sehat selalu orang baik.


Awas!!
Banyak typo jalan²!!
⋇⋆✦⋆⋇ 

"Halo, epribadeh. Gue kambek lagee nih," teriak Edrea dengan tidak tahu malunya.

Semua atensi orang yang berada di ruangan pun langsung teralihkan kepada gadis itu. Sedangkan sang empu hanya meringis malu.

"Maaf, hehe," ucap Edrea sembari tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Kamu itu! Ini rumah sakit bukan hutan," tegur Rena kepada Edrea.

"Yang bilang ini hutan siapa?" balasnya dengan muka seolah tidak tahu apa-apa.

Pletak!

Gadis itu mendapatkan jitakan maut dari gadis yang berada di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Laras.

"Sopan dikit napa!" cetus Laras kepada temannya itu. Membuat Edrea mengangguk pasrah.

Mereka hanya menggelengkan kepalanya, memaklumi sifat gadis tersebut.

"Jangan di ulangi lagi," pinta Rion sembari mengusap puncak kepala Edrea.

Edrea hanya menurut saja.

"Oh, iya. Kita ke ruangan sebelah," sambungnya meminta izin.

"Mau ngapain?" tanya Rion dengan kerutan di dahinya.

"Numpang makan," jawab Edrea dengan kesal.

"Mau jenguk teman aku," imbuhnya.

"Siapa?" celetuk Zhulfi bertanya.

"Mau jenguk sepupunya dia," jawab Edrea seraya menunjuk ke arah A'av yang tengah bermain game online.

"Sepupu kamu sakit, Av? Kok, bunda nggak pernah tahu," timpal Rena sembari bertanya meminta penjelasan.

Laki-laki itu menoleh. "Iya, bun. Udah lama belum sadar gara-gara kecelakaan," jawabnya.

"Oh, ya? Kecelakaan dimana?" timpal Zira yang sedari tadi menyimak.

"Di jln aku yang berjuang dan aku yang terbuang," jawab A'av kembali.

"Buset!! Nama jalannya meng-sad syekali," ucap Edrea mendramatisir.

"Kaya kisah cinta gue sama dia," celetuk Mahen dengan sedikit lesu yang di buat-buat.

"Tuh, anak nyindir apa gimana," ucap batin seseorang.

"Halah, sok dramatis lo!" sembur Jevran seraya melempar bantal sofa kepada lelaki itu.

"Udah-udah, kenapa malah pada berantem gini sih," ucap Rena  kepada mereka.

"Maaf bun," balas mereka bersamaan.

Mereka hanya menertawakan mereka berdua saja.

"Ya, udah lah, bund, bu. Kita pergi dulu," pamit Edrea mewakili.

"Iya, sana. Hati-hati," jawab Rena dan Zira berbarengan.

Mereka pun langsung keluar menuju ruangan sebelahnya. Seperti biasa, bahwa mereka selalu menjadi pusat perhatian.

"Lah, cuma beda ruang doang ternyata," ucap Edrea setelah sampai di ruangan sepupunya A'av.

"He'em, gue aja baru tahu tadi," balas A'av sembari tersenyum kecil.

"Terus kenapa lo nggak bilang dari tadi?" timpal Alvi heran.

A'av pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tadi 'kan lagi memastikan yang tidak pasti, makanya tadi gue belum bilang," jelasnya.

 EDREA TRANSMIGRASION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang