Setan ngeselin!

17.3K 1.5K 5
                                    

Awas!!
Banyak typo jalan²!!!
°
°
°

Edrea sedang berjalan sendiri menuju taman belakang. Selepas makan, gadis itu pamit untuk ke kamar mandi. Tapi entah angin dari mana, dia malah menuju taman ini.

Gadis itu duduk di atas rerumputan yang berada di bawah pohon yang daunnya sangat lebat, sembari mengamati keadaan sekitar dengan angin sepoi-sepoi membuat gadis itu mengantuk. Tanpa di sadari, laki-laki yang tadi berada di kelas itu sekarang sudah ada di samping Edrea yang tengah tertidur bersandar pada pohon.

Lelaki terus memandangi wajah damai milik Edrea. Tiba-tiba saja tangannya bergerak menyingkirkan rambut yang sedikit menutupi wajah cantik itu, sehingga membuat sangat empu menggeliat kecil.

Perlahan-lahan mata gadis itu terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

"Eeh, setan! Ngapain lo ngikutin gue lagi? Hah!"cetus Edrea dengan tidak santainya.

Laki-laki yang dipanggil setan oleh Edrea itu hanya terkekeh geli.
"Yaahh.. jadi udah tahu ya, kalau gue itu setan. Nanti gue nggak ada teman lagi dong,"ucap lelaki itu nampak sedih.

Lebihepatnya di sedih-sedih kan membuat Edrea merasa iba.

"Emang lo setan beneran? Kok, ganteng,"ungkap Edrea santai sembari menatap wajah sosok itu.

Sosok itu mengangguk membenarkan. "Gue emang udah meninggal. Tapi, gue nggak tahu kenapa masih di sini,"katanya.

"Emm, terus nama lo siapa?" tanya Edrea dengan hati-hati supaya tidak menyinggung.

"Gue juga nggak tahu. Gue nggak ingat apa-apa semasa hidup gue,"jawab cowok itu dengan lirih dan kepala tertunduk.

"Terus gue manggilnya gimana, dong?"imbuh Edrea kembali.

"Terserah lo aja,"jawab sosok laki-laki itu yang berada di sampingnya.

"Perasaan lo dulu nggak pernah lihat gue, terus kenapa sekarang lo bisa lihat?" tanya sosok tersebut dengan heran.

"Gue panggil lo, Galih,"kata Edrea, membuat sosok itu mengangguk singkat.

"Dan gue juga nggak tahu, semenjak gue pake kalung ini gue bisa liat kalian yang nggak terlihat,"jelas Edrea seraya memperlihatkan kalung yang menggantung di lehernya.

"Mungkin gara-gara kalung itu,"ucap Galih menerka-nerka.

Edrea hanya manggut-manggut saja, ia berpikir juga begitu.

"Lo nggak mau kenalan sama gue?" tanya Edrea menawarkan diri.

"Gue udah tahu sama pemilik tubuh itu, tapi nggak tahu sama jiwa yang nempatin,"jawab Galih sembari tersenyum simpul.

"Maksudnya? Lo tahu kalo gue itu bukan Aletta yang asli?" ujar Edrea dengan alis yang mengerut.

Galih hanya terkekeh kecil. "Ya tahu, lah. Kita itu hanya sama-sama arwah gentayangan yang belum selesai dengan tugas dunia,"jelasnya.

"Benar juga, sih. Tapi, gue berharap bisa kembali lagi ke tubuh asli gue,"kata Edrea dengan lirih sembari menatap awan yang begitu cantik.

 EDREA TRANSMIGRASION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang