Ohaiyo gue balik lagi yagesya.
Banyak typo jalan²!!!
⋇⋆✦⋆⋇
Selepas dari kamar mandi. Kini Edrea sedang berjalan santai di koridor rumah sakit, sesekali menyapa orang yang ia lewati. Tanpa sengaja dirinya melihat sepasang suami istri yang masih terbilang muda sedang menenangkan anaknya yang tengah menangis kencang.
Gadis itu pun akhirnya memilih untuk menemui orang tersebut.
"Permisi, Pak, Bu. Ini anaknya kenapa, yah?" tanya Edrea dengan sopan kepada mereka.
"Nggak tahu, mbak. Dari tadi nangis terus, sama nunjuk-nunjuk ke arah sana," jawab Ibu dari anak itu seraya menunjuk ke arah lorong rumah sakit sebelah kiri.
Edrea menoleh ke arah yang di tunjuk. Dan benar saja, disana ada sosok laki-laki dengan muka hancur dan penuh darah. Matanya yang hampir melarikan diri dari tempatnya, kepalanya hancur setengah, dan juga badan yang keliatan hingga dagingnya.
Bau anyir di sertai bau busuk pun menyeruak di indra penciuman milik gadis itu. Sosok tersebut pun menyeringai tajam dan menghilang entah kemana.
"Sebaiknya bawa anak kalian pergi dari sini, ini juga udah mau maghrib. Tidak baik untuk anak ibu," kata Edrea seraya mengelus rambut anak itu dengan pelan. Setelah itu anaknya pun mulai tenang dan tidak menangis sekencang tadi.
"Terimakasih kasih, ya, mbak, udah bantuin nenangin anak saya," ucap Ayah dari anak itu kepada Edrea.
Edrea tersenyum simpul. "Iya, sama-sama. Kalau begitu saya permisi."
Di ruangan yang cukup sederhana.
Athmar dan juga yang lainnya sudah berada di sana. Mereka tengah di wawancarai oleh pemuda yang terlihat lebih dewasa dari mereka.Siapa lagi kalau bukan Elrion.
"Kalian tumben kesini, mana bawa pasukan lagi," ujar Rion seraya menunjuk Keanu dan adiknya dengan dagu sembari menatap mereka dengan datar.
"Nggak papa, biar rame aja," kata Damar mewakili.
"Kita mau ngasih tahu sesuatu ke lo," sahut Athmar.
Rion pun mengernyitkan dahinya bingung. "Apaan?" tanyanya.
"Ada, lah. Bentar lagi juga dateng," ucap Axel seraya memakan buah apel yang ia ambil di meja.
"Siapa sih?" tanya Rion dengan penasaran yang tinggi.
Ceklek!
Pintu terbuka dan masuklah gadis dengan rambut sebahu itu. Atensi mereka pun teralih pada gadis tersebut.
"Weh, napa lo pada ngeliatin gue gitu, woy?" tegur Edrea ketika mereka yang berada di ruangan itu menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Habis ngapain lo? Lama amat," sosor Veren dan di setujui oleh mereka semua.
"Hehe,, tadi gue ketemu kepala melayang di kamar mandi," jawab Edrea di sertai cengengesan andalannya.
"Nggak usah aneh-aneh, deh, Ta," kata Damar dengan ketakutan.
"Bentar-bentar, kalian itu bawa siapa, sih? Pusing gue," celetuk Rion sembari menatap mereka bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDREA TRANSMIGRASION
FantasíaSUDAH TERBIT! Part masih lengkap!! Kalian bisa dptkan novelnya di firazmedia publisher Perpindahan jiwa? Itu terdengar sangat mustahil. Tapi itu terjadi kepada seorang gadis yang tiba-tiba saja jiwanya berada di raga gadis yang tidak ia kenali sama...