Kai tidak bisa menahan gelegak senang saat ia melangkahkan kaki cepat menuju ruang tunggu di lantai satu. Senyumnya terkembang lebar dan dadanya berdebar saat matanya menangkap pintu yang dimaksud.
Seungbin... Seungbin sudah kembali!
Ada begitu banyak hari yang terlewati sejak terakhir kali mereka berjumpa di taman Rosalia. Ada begitu banyak cerita yang ingin Kai sampaikan pada Seungbin, dan ada banyak hari dimana ia memikirkan Putra Mahkota sebelum lelap tertidur.
Pintu terbuka.
Mata Kai dengan cepat menangkap Seungbin duduk di sofa, dengan sebelah kaki menyilang dan tangan kanan yang memegang cangkir teh. Saat pintu terbuka, Seungbin juga refleks menoleh dan mengembangkan senyum lebar melihat Kai muncul dengan begitu menawan. Ia letakkan kembali cangkir teh yang hendak ia sesap, lalu berdiri dan merentangkan tangan.
Yang ada di sana benar-benar Seungbin. Dengan pakaian resminya sebagai Putra Mahkota, dengan poni turun dan raut wajah yang ramah. Aura yang mengelilinginya berteriak bahwa dia adalah Seungbin.
Kai tahu mereka tidak pernah sedekat itu untuk berbagi sebuah pelukan. Tapi entah kenapa tubuhnya bergerak lebih cepat daripada isi kepalanya. Kai melangkahkan kaki nyaris seperti berlari, dan menubruk tubuh Seungbin dengan sebuah pelukan erat.
Seungbin tertawa, menepuk-nepuk punggung Kai lembut. "Lama tidak berjumpa, Pangeran Kai."
Tubuh Kai dalam pelukan Seungbin menegang, lalu ia cepat-cepat melepaskan kontak dan terlihat panik. Kai lupa! Ia belum sempat mengatakan identitas aslinya pada Seungbin sejak terakhir mereka bertemu di taman Rosalia dan sekarang Seungbin menyebutnya dengan sebutan 'Pangeran', bukankah itu artinya Seungbin tahu bukan dari mulut Kai?
Bagaimana kalau Seungbin kecewa padanya karena telah berbohong?
Kai mendongak dengan hati-hati—meskipun tinggi tubuh mereka hanya berselisih sedikit. "Maaf... aku telah berbohong."
Kedua tangan terjalin di depan tubuh, tampak pasrah jika setelah ini Seungbin akan marah. Kai memejamkan mata, lalu menunggu.
Namun tak ada apapun yang terjadi setelah beberapa saat. Ia membuka mata dengan takut-takut, menatap ke depan dan tertegun saat Seungbin tertawa kecil memandanginya. Kai bingung. Apa yang salah?
"Lihat ekspresimu itu."
Seungbin mengelus puncak kepala Kai. "Jangan khawatir. Aku tidak marah pada hal sekecil itu. Ayo duduk dulu."
Kai mengikuti Seungbin mendaratkan bokongnya di bantalan sofa yang empuk. Seungbin menoleh, berbicara pada seorang pelayan yang sejak tadi ada di sana, "Tolong bawakan lagi teh dan cemilan yang manis."
Wajah Kai memerah dengan cepat. Ia benar-benar tidak menyadari ada orang lain di ruangan itu dan ingat bahwa mereka telah berpelukan dengan begitu akrab. Sebagai orang yang telah diperkenalkan sebagai calon pendamping Pangeran Soobin, bukankah terlihat sedikit tidak pantas untuk memeluk saudara kembarnya? Pikiran Kai berkecamuk, tapi ia tidak bisa mengatakan apa-apa dan berharap pelayan itu tidak membocorkan apa yang telah ia lihat.
Setelah pelayan itu pergi, Seungbin kembali menoleh pada Kai. "Aku hanya pergi seminggu lebih beberapa hari. Tapi begitu pulang, ada banyak sekali berita yang aku dengar. Semuanya berputar tentangmu."
Kai menunduk malu saat menyadari bahwa Seungbin pasti sekarang sudah tahu semuanya. "Mulai dari orang yang kutemui di hutan adalah Pangeran dari kerajaan seberang, sampai ke berita Soobin memasukkan nama orang lain ke dalam kandidat pendampingnya yang ternyata adalah kau."
Seungbin tersenyum lebar. Kali ini menggoda Kai dengan jenaka, "Apa mereka tahu, kalau Pangeran kerajaan Marseil suka melompati pagar istana Arakesh?"
Kai membelalakkan matanya, lalu ikut tertawa saat Seungbin terkekeh melihat ekspresi terkejut di wajah Kai. Ia hanya bercanda, tentu saja. "Jangan menggodaku seperti itu, Seungbin. Aku minta maaf karena telah membohongi dan mempermainkanmu dengan identitasku."

KAMU SEDANG MEMBACA
OLEANDER | SooKai
Fanfiction"Di ujung jalan ini, akankah aku menemukan kebebasan? Atau malah rantai lain yang semakin mengekang?"