Desas desus cepat berkembang dari mulut ke mulut. Beberapa jam sejak Hyunseo pergi meninggalkan halaman Istana Mahkota, berita kepulangannya menyebar dengan cepat. Orang-orang yang mendapat berita itu terbagi ke dalam dua kubu—tidak setuju dan setuju. Mereka yang sejak awal memihak Hyunseo sangat menyayangkan pilihan Soobin yang kurang bijak dan menganggap Soobin membuang kandidat yang sangat potensial.
Bukan lagi rahasia umum bahwa pengaruh kakek Hyunseo di jamannya benar-benar kuat. Meski ayah Hyunseo tidak mengikuti jejak kakek, pendukung keluarga mereka masih banyak yang menunggu kebangkitan keluarga Count Lee melalui Hyunseo. Sayang sekali tujuan itu kandas sejak Soobin memilih untuk memulangkan Hyunseo dengan hormat.
Sementara kubu yang setuju atas kepulangan Hyunseo justru melihat hal itu disebabkan oleh ketidakcocokan Soobin dan Hyunseo sejak foto-foto kencan mereka menyebar. Mereka menganggap Hyunseo tidak terlalu aktif terlihat perbincangan dengan Soobin dan sepak terjang wanita itu di pergaulan atas juga tidak segencar Karina dan Yuna.
Gosip-gosip lain menyebar dengan cepat. Sebagai contohnya ada yang berpendapat bahwa keluarga Karina yang membuang Hyunseo karena dia adalah kandidat yang kedudukannya paling bawah. Sementara gosip lain mengatakan bahwa Kai—sebagai kandidat yang dipilih langsung oleh Soobin—meminta Hyunseo agar didepak lebih dulu.
___
"Apakah gosip itu benar?"
Gerakan tangan Soobin yang menggoreskan pena di atas kertas terhenti. Taehyun membawa gosip-gosip yang beredar sejak Hyunseo pulang dan Soobin sibuk memeriksa dokumen penting meski telinganya seratus persen aktif mendengarkan.
Ia mendongak dengan alis tertaut, lalu menyandarkan punggung di sandaran kursi yang empuk, tampak berpikir.
"Benar dan tidak benar."
Taehyun mendekat dengan wajah penasaran, menunggu bocoran berita yang valid langsung dari yang bersangkutan.
"Benar kalau ada seseorang yang memintaku mengeluarkan Lady Hyunseo."
Taehyun mengerjap. Jadi gosip itu benar??
"Tapi bukan Kai yang melakukannya. Ia bahkan tidak kuberitahu secara langsung."
Kini berganti alis Taehyun yang berkerut lucu, memproses kalimat Soobin yang secara tidak langsung membela Kai dari tuduhan gosip yang tak berdasar. "Yang meminta Hyunseo untuk dipulangkan adalah Nona Hyunseo sendiri."
Mata hazel Taehyun yang tadi tak berkedip kini berkedip dua kali.
"Ya?" Ia terlihat tidak percaya pada ucapan Soobin yang membingungkan. Menjadi salah satu kandidat pendamping Pangeran adalah hal yang tidak semua gadis bisa didapatkan. Ada ada tiga tempat teratas yang tersedia dari banyak kriteria yang ada. Rasanya tidak mungkin Hyunseo yang meminta untuk dieliminasi di garis awal.
"Aku tidak berbohong. Kau ingat saat jadwal kencan kami di istana yang membosankan?"
Taehyun mengangguk. Tentu saja, itu adalah kencan yang kelewat formal dan kaku dibandingkan dengan kencan-kencan lainnya.
"Saat itulah dia mengatakan padaku bahwa dia sudah muak dibentuk menjadi Hyunseo yang keluarganya inginkan. Aku mengerti apa yang ia keluhkan karena keadaan kami sama. Sejak kecil tidak pernah punya pendapat pribadi dan selalu harus mengikuti jalan yang telah ditentukan orang tua sejak awal."
Kini Taehyun mengerti kenapa Hyunseo melakukan hal yang tak tertebak itu. Bukan hal aneh dan baru melihat anak-anak bangsawan memberontak pada orang tua mereka, namun terlalu sedikit yang berani melakukannya secara terang-terangan dan berakhir seperti Hyunseo—memberontak diam-diam.
Soobin kembali teringat penggalan percakapannya dengan Hyunseo beberapa waktu lalu. Saya tidak bisa menolak perintah orang tua saya untuk menjadi kandidat, tapi saya tidak punya keinginan untuk menang. Menjadi anak dari keluarga bangsawan sudah cukup, saya tidak ingin menjadi pendamping keluarga inti kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLEANDER | SooKai
Fanfiction"Di ujung jalan ini, akankah aku menemukan kebebasan? Atau malah rantai lain yang semakin mengekang?"