[18]

669 131 80
                                    

Soobin turun lebih dulu, menunggu Kai dengan tangan yang terulur. Walau Kai masih enggan untuk menyambut tangan Soobin, tapi kali ini ia tidak bisa mengelak karena 'terlihat akrab' adalah salah satu yang harus dilakukan selama masa seleksi. Terlebih, mereka ada di ruang publik yang semua orang bisa memperhatikan.

Untuk kedua kalinya, jari-jari tangan yang lembut dan indah itu Soobin genggam dengan kuat, seiring dengan telapak kaki Kai yang mendarat di halaman panti. Secepat itu kaki menapak, secepat itu pula Kai menarik kembali tangannya dan menatap ke arah bangunan panti.

Di ambang pintu utama panti yang terbuka, Madam Ran berdiri di sana dengan tangan terlipat rapi di depan tubuh dan senyum lebar saat bertatapan dengan Kai. Penampilannya jauh terlihat lebih baik dan formal untuk menyambut tamu kehormatan dari istana, berbeda dengan penampilan sehari-hari yang sering Kai lihat lebih sederhana dan memancarkan aura keibuan yang lembut.

"Madam Ran!"

Kai sontak melangkahkan kaki cepat menghampiri Madam Ran dan memeluknya dengan erat. Bagaimana pun juga, selama dua tahun ia terkurung di menara, Madam Ran sudah seperti keluarganya yang hangat. Tak berjumpa nyaris sebulan membuat Kai begitu senang saat kembali berjumpa dengannya.

"Lama tidak berjumpa, Kai."

Madam Ran menepuk-nepuk bahu Kai dengan lembut, memperhatikan wajah Kai yang berseri-seri dan terlihat lebih berisi dari pada sebelumnya. Dengan kata lain, Kai mendapatkan perlakuan yang baik selama ini menjadi bagian dari seleksi.

"Ah, maksudku, Tuan Muda Kai. Atau... Pangeran Kai?"

Kai tertawa kecil atas gurauan Madam Ran. Dulu-dulu, walau ia tahu Kai adalah pangeran dari Marseil, Madam Ran selalu memanggil Kai hanya dengan sebutan nama saja—atas permintaan Kai. Namun hari ini, yang hadir di panti bukanlah Kai yang sering menyelinap datang ke panti, namun Huening Kai, pangeran dari kerajaan Marseil yang kini berstatus sebagai salah satu peserta seleksi istana.

"Jangan memanggilku dengan sebutan kaku, Madam. Kita tidak berjumpa nyaris sebulan tapi Madam sudah lupa namaku?"

Madam Ran tertawa lembut. Garis-garis muda di wajahnya masih terlihat cantik, meski kian lama akan tergerus oleh usia. Meski demikian, Madam Ran adalah wanita yang lebih memilih mengabdikan dirinya untuk merawat anak-anak dari pada menikah, dan aura keibuan yang ia miliki tak kalah indah dengan ibu lain di luar sana yang merawat anak mereka sendiri.

Melepaskan pelukan Kai yang sudah seperti anaknya sendiri, tatapan Madam Ran jatuh pada Soobin yang melangkah mendekati mereka kemudian. Madam Ran tersenyum ramah. Bagaimana pun, di masa mudanya dulu dia adalah pengasuh dari pangeran-pangeran kecil yang berwajah sama ini. Madam Ran menepuk bahu Soobin lembut. Sorot matanya hangat dan ramah.

"Masuklah terlebih dahulu. Anak-anak menunggu kalian."

Kai mengangguk, mengikuti langkah Madam Ran. Begitu juga dengan Soobin. Namun baru saja satu langkah melewati ambang pintu, Soobin berbalik, memberikan gestur pada tangannya agar para kesatria tidak ikut masuk.

"Kalian cukup jaga dari luar. Ambil jarak yang cukup jauh dan jangan mendekat tanpa persetujuanku."

Para kesatria itu tampak mengerutkan dahi tidak setuju, karena menjaga keamanan Soobin adalah tugas mereka yang paling utama. Namun apalah daya atas permintaan Tuan mereka sendiri, para kesatria itu akhirnya membubarkan diri dan berpencar di sekitar halaman panti.

"Kakak! Kak Kai benar-benar datang!"

Hamburan tubuh-tubuh kecil menubruk pinggang Kai, dan ia dengan senang menundukkan tubuhnya dan menyapa anak-anak panti dengan hangat. Mereka masih seheboh seperti yang terakhir kali Kai ingat, dan terlihat jauh lebih segar dari pada biasanya.

OLEANDER | SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang