>> Gak jadi update 7 bulan lagi karena hari ini Sookai vlive <3
Aku berbaik hati memberikanmu waktu tiga hari untuk berpikir.
Nyatanya tidak ada yang Kai pikirkan selama tiga hari ini. Bagaimana pun ia berusaha untuk mengelak, Soobin benar-benar tak memberikannya celah untuk melarikan diri. Waktu kepulangannya ke Marseil hanya tinggal tiga bulan. Kalau Kai menentang Soobin, entah apa yang mungkin laki-laki itu akan perbuat tentang kebebasannya.
Tidak ada pilihan lain.
Salah. Sejak awal, Kai tidak diberi pilihan.
Menyandarkan sikunya di kosen jendela, Kai memandang hamparan dedaunan dari pohon lebat yang menutupi bagian paling belakang istana yang terpencil. Hanya inilah pemandangan yang bisa ia nikmati sehari-hari. Hijau segar saat musim panas, atau hamparan putih salju saat musim dingin. Meski tidak secantik pemandangan dari jendela kamarnya saat di Marseil, setidaknya pemandangan hijau ini telah menemaninya nyaris dua tahun.
Menghela napas, Kai melirik sebuah koper kecil di dekat kaki tempat tidur. Semua barang-barangnya sudah ada di dalam sana. Tidak banyak, karena yang ia bawa dari Marseil pun memang tidak banyak.
Yoo Sang mengatakan bahwa jemputan dari Soobin akan tiba sebentar lagi dan meminta Kai untuk mengemas barang-barangnya yang hanya sedikit ini. Karena itulah ia berdiri di sini untuk sedikit mengenang tempat tinggalnya selama dua tahun, atau mungkin berharap ia tak pernah dipindahkan.
Karena kalau Kai dipindahkan—entah kemana pun itu—ia memikirkan kesempatan untuk bertandang ke panti yang sangat tipis. Kalau bukan karena suasana sepi dan terabaikan di menara belakang itu, mana mungkin Kai bisa menginjakkan kakinya sesuka hati di panti atau sesekali menyelinap keluar untuk membeli obatnya.
Pindah dari menara ini artinya masuk ke penjara yang lain.
Betapa menyedihkannya.
___
Ada banyak hal yang tak Kai sangka saat pindah ke 'penjara' barunya ini. Pertama, Soobin mengirimkannya sebuah kereta kuda kecil. Setelah ia berusaha ingat-ingat, jarak antara menara dengan taman Rosalia saja sudah sangat jauh untuk ditempuh dengan kaki, belum lagi itu hanya satu dari taman yang letaknya di bagian belakang istana.
Ah, setelah diingat-ingat, Kai sempat mendengar derap langkah kaki kuda saat Soobin mengancamnya tempo hari—yang artinya Soobin datang ke menara tidak dengan berjalan kaki. Tapi karena ia dikuasai oleh amarah, Kai sama sekali tak sudi untuk melihat kepergiannya dari jendela menara.
Hal kedua yang membuat Kai terkejut adalah bangunan yang akan menjadi 'penjaranya' terlihat cukup mewah. Ralat, sangat, sangat, dan sangat mewah. Berbanding terbalik dengan keadaan menara yang menyedihkan, bangunan ini berbentuk U, mempunyai tiga lantai, halaman yang sangat luas dan sebuah pancuran mini di tengah-tengah halaman. Bagian tanah di sepanjang yang bersisian dengan dinding bangunan ditanami bunga-bunga dan bertabur batu-batu cantik. Belum lagi saat mereka tiba tadi, tanaman setinggi bahu Kai menjadi pagar yang mengelilingi bangunan ini.
Bangunan ini hampir menyerupai salah satu villa milik keluarga kerajaan Marseil—tempat Kai berlibur saat anak-anak dahulu. Membayangkan satu bangunan saja mempunyai besar dan luas seperti ini, Kai bertanya-tanya sebesar apa tepatnya seluruh lahan untuk istana kerajaan Arakesh?
Nah, ini dia hal ketiga yang membuat Kai cukup terkejut. Saat ia turun dari kereta kuda dan melirik sekitar, pintu utama bangunan ini terbuka dan Soobin muncul di baliknya. Masih dengan rambut yang ditata ke belakang, menampilkan dahi dan alis mengkerut yang tidak ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLEANDER | SooKai
Fiksi Penggemar"Di ujung jalan ini, akankah aku menemukan kebebasan? Atau malah rantai lain yang semakin mengekang?"