Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Meski Kai memang tidak berniat untuk menarik simpati tamu Estanra karena sentimen pribadi, nyatanya ia sedikit gugup. Berkali-kali ia mematut penampilan di depan cermin, memastikan semuanya baik-baik saja. Pakaian resmi dengan elemen lambang Marseil telah ia kenakan. Kemeja berbahan kualitas utama, berwarna putih mulai dari pakaian atas hingga celana, dengan aksen hijau muda di beberapa bagian yang melambangkan kesuburan tanah Marseil. Ada lambang keluarga kerajaan dan lambang negara di bagian dada, lambang kedudukannya sebagai pangeran di bagian bahu, dan beberapa aksesoris rantai emas yang menjuntai dari salah satu kancing ke saku kecil di bagian dada.
Semua pakaian ini, dibuat dengan terburu-buru namun hasilnya sangat luar biasa. Kai mencatat dalam hati untuk berterima kasih pada kemurahan hati Soobin yang mengizinkannya membuat pakaian ini—Taehyun yang menyampaikannya, ia belum bertemu Soobin sejak pengumuman Hyunseo dieliminasi.
"Cerminnya bisa pecah kalau dipelototi seperti itu."
Kai menipiskan bibir mendengar suara Taehyun di ambang pintu kamarnya. Meski jelas penampilannya jauh berbeda dikarenakan pakaian resmi ini, Kai merasa seperti ada yang kurang, dan merasa gugup untuk alasan yang tidak jelas.
"Ayo, Kai. Sudah waktunya turun."
Kai mengangguk, menyerah menemukan hal yang kurang di dalam cerminan. Ia beranjak lebih dulu keluar ruang pribadi. Diikuti oleh Taehyun di belakang, Kai menuruni lantai tiga dengan langkah cepat menuju ruang utama Istana Mahkota. Taehyun menunggu di depan pintu bersama kesatria Yuna dan Karina, sementara Kai masuk ke dalam seorang diri.
Begitu melihat Kai melangkah masuk, wajah Madam Anna tidak terlihat senang. Kai tersenyum meminta maaf—karena telah membuat semua yang ada di dalam ruangan menunggunya.
Kai melirik Yuna dan Karina, menemukan mereka berpakaian lebih ekstra dari biasanya—begitu pula dengan dirinya. Yuna memakai pakaian longgar berwarna biru dengan aksen sulaman emas di bagian-bagian tertentu. Kepalanya ditutupi dengan sehelai kain tipis menerawang yang dililit ke leher, dibiarkan menjuntai dengan rambut yang ditata lurus. Ia menjelma seperti gadis bangsawan dari kerajaan Timur Tengah yang sering Kai lihat dalam berita. Terlihat sangat cocok padanya.
Sementara Karina, ia memakai pakaian resmi dari keluarga Marquess Yoo, dan tampak sangat bangga dengan pakaian keluarganya itu. Karena ia menyambut tamu kerajaan yang masih berkerabat, tampaknya Karina tidak perlu usaha terlalu kuat di bagian penampilan. Ia tetap terlihat anggun sekaligus elegan dengan raut wajahnya yang datar.
"Baiklah. Karena semua telah berkumpul, aku akan memberitahukan kalian hal-hal penting berkaitan dengan jamuan nanti. Kalian memang dibebaskan untuk menentukan tema jamuan, hidangan, hingga dekorasi ruangan."
Suara Madam Anna terdengar jauh di telinga Kai, saat ia mulai menebak siapa tamu yang akan dikirim Estanra untuk berkunjung ke Arakesh? Apakah ajudan Raja? Atau beberapa orang menteri penting kerajaan Estanra? Kai mulai menebak-nebak.
Siapapun itu, mereka tetaplah orang-orang di balik perang yang merugikan ini. Kai harus menjaga raut wajahnya untuk tidak terlihat marah saat menjamu mereka.
"Tuan Kai, kau dengarkan aku?"
Kai mengerjap, bangun dari lamunannya. Ia tergagap menatap Madam Anna, sama sekali tidak punya ide tentang apa kalimat terakhir yang ia ucapkan.
"Ya, Madam Anna?"
Wanita paruh baya yang terlihat tegas itu memicingkan mata, menatap Kai dengan pandangan kesal karena ia tidak mendengarkan.
"Aku tahu kau punya tamu yang sangat spesial." Kai mulai mengerti, Madam Anna pasti sedang merujuk pada keadaan negara Marseil dan Estanra yang masih tegang. "Ingatlah Anda sedang di Arakesh. Apapun masalah pribadi, tolong tahan diri Anda. Anda pasti mengerti apa yang saya maksud."

KAMU SEDANG MEMBACA
OLEANDER | SooKai
Fanfiction"Di ujung jalan ini, akankah aku menemukan kebebasan? Atau malah rantai lain yang semakin mengekang?"