Bagian 11 𑁍

4K 516 41
                                        

Semoga kalian menikmati chapter ini, ya,

Selamat membaca semuanya~!

☾︎ 𑁍 ☽︎

Di sebuah ruangan dengan cahaya temaram, seorang anak berambut hitam menangis tersedu-sedu. Anak itu menggulung dirinya di dalam selimut, merindukan sosok ayah yang sangat berharga untuknya.

Anak itu, Raon Miru, dalam bentuk polimorf-nya sebagai seorang anak kecil.

Anak yang sangat menyerupai Cale, namun memiliki warna rambut dan mata yang berbeda.

"Manusia ... hiks, dasar pembohong! Kenapa kau ... tidak, hiks, menepati janjimu!"

Raon merindukan Cale. Sangat, sampai-sampai dia merasa sesak setiap kali dia bernafas dan saat dia mengenang sosok pahlawan yang gugur dalam proses perjuangannya itu.

Cale adalah orang yang menyelamatkannya, orang yang membuatnya tetap hidup.

Dia memberikan kebebasan untuk Raon memilih. Dia tidak pernah memaksakan kehendaknya atas Raon dan membiarkan Naga hitam itu melakukan apa yang dia inginkan.

Manusia-nya terlalu memaksakan diri. Bersikeras melindungi orang lain di saat dia sendiri tidak sehat.

Mempertaruhkan nyawanya untuk semua orang dan kedamaian.

Raon bertanya-tanya mengapa manusia sebaik itu di kelilingi oleh masalah dan kekacauan.

Hanya, mengapa?

Mengapa?

Mengapa?

Mengapa?

Mengapa?

Mengapa?

Mengapa-?

Ada banyak tanda tanya yang di pikirkan Raon.

Dari semua orang di alam semesta, mengapa Cale?

Mengapa harus orang yang di sayangi nya?

Mengapa harus bajingan tidak beruntung yang kita sayangi?!😭😭😭

Mengapa tidak orang lain saja? White Star contohnya, atau mungkin ... Clopeh?

Raon tahu Manusia-nya bukan seperti pahlawan yang di pikirkan oleh rakyat, atau bahkan Clopeh.

Dia selalu bersama Cale, dia tahu keseharian Cale dan bagaimana bajingan pengorbanan itu tersenyum saat membahas uang, emas, koin, dan memukul dewa dari belakang.

Tapi hampir semua uang yang di dapatkan Cale di gunakan untuk hal-hal baik.

Seperti saat Eruhaben mengatakan kalau mereka membutuhkan banyak batu ajaib untuk memindahkan Castle of Light. Cale mengambil semua uang dari Plavin Singten-sebelum menjarah semuanya-untuk mewujudkannya.

Sementara sisanya di habiskan untuk makanan enak sehari-hari mereka. Berserta kebutuhan mereka yang lain.

Cale tidak naif.

𝗖𝗮𝗹𝗲 𝗱𝗲 𝗔𝗹𝗴𝗲𝗿 𝗢𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang