Bagian 9 𑁍

4.7K 574 10
                                        

Cale merasa bosan. Tidak ada yang menarik yang terjadi. Dia senang tidak terjadi masalah apapun selama 5 tahun ini, tapi kalau setenang ini ... rasanya aneh juga.

Dia dan Athanasia sudah lama pindah ke lstana Emerald.

Sebulan yang lalu, Cale tepat berumur 13 tahun. Ulang tahunnya tidak benar-benar di rayakan, hanya pesta kecil-kecilan yang di adakan Athanasia yang di hadiri Athanasia sendiri, Claude, Felix, Lilian, dan para pelayan yang lain.

Nyanyian dan tarian yang mereka lakukan membuatnya sedikit pusing.

Tapi tak urung dia merasa senang.

Tangan kecil Cale memetik bunga yang mekar di taman. Dia melepaskannya dan bunga tersebut terbang tertiup angin.

Sesekali tangannya meraih ke dalam keranjang untuk mengambil Pai Apel dan memakannya.

"Nyam ... "

Ah ... Cale teringat seekor naga hitam bermata biru gelap yang selalu memberinya Pai Apel meksipun mulut kecilnya meneriakkan ancaman akan menghancurkan dunia jika dia terluka.

Terkadang juga, Pai Apel akan basah oleh air mata sang Naga.

"Aku merindukan anak-anak.. mereka baik-baik saja, kan?"

Wuusssh!

--- Cale, ada yang sedang mengawasimu.

"Hm?"

Cale bingung pada keterdiaman Elemental Angin yang tidak biasa. Hanya satu dari mereka yang melapor, entah kemana yang lain.

Dia merasakan tengkuknya keinginan padahal hari ini cerah. Tubuhnya pun menggigil.

Mata merah kecoklatan bergerak liar melihat ke sekeliling untuk memastikan adanya sosok lain di taman selain dirinya.

Yang paling mencurigakan adalah semak-semak yang berjarak beberapa meter darinya bergerak-gerak meskipun angin sudah berhenti berhembus.

Cale dengan enggan berdiri dan mendekat perlahan.

Di singkirkan nya semak-semak yang mengganggu dan melihat apakah benar ada seseorang yang bersembunyi di sana.

Dia melihat kalau tidak ada siapapun dan memutuskan untuk kembali ke tempat dia bersantai tadi.

Tap!

Tap!

Tap!

Tap.

Tap.

Suara tapak kaki yang kian memelan menjadi pertanda Cale yang semakin menjauh.

Tak di sangka-sangka, sebuah(?) kepala menyembul keluar dari balik semak-semak.
Rambut hitam legam bergerak saat sang empu memiringkan kepalanya. Bingung sebab tidak menemukan anak berambut merah yang menyadari keberadaannya.

Bibirnya membuka dan mengeluarkan erangan kesedihan.

"Kau mengintai ku, ya?"

Bruukk!

Makhluk itu terjatuh karena kemunculan tiba-tiba Cale di sampingnya.

Mata merah gelap yang tampak kosong melebar saat Cale berdiri dengan sebelah tangan ada di pinggang.

Cale mengerutkan dahinya saat melihat tampilan 'aneh' dari makhluk tersebut. "Kau ini makhluk apa?"

Kulitnya hitam, rambutnya acak-acakan sampai hampir menutupi mata, sepasang tanduk runcing berwarna merah ada di kepalanya, berserta sayap bersembunyi di balik punggung gemetar makhluk kecil yang sama hitamnya dengan warna tubuhnya misterius tersebut.

𝗖𝗮𝗹𝗲 𝗱𝗲 𝗔𝗹𝗴𝗲𝗿 𝗢𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang