Part 16

3.4K 413 11
                                    


" Apa saja yang harus di lakukan para putra mahkota pada saat kunjungan wajibnya?"


Renjun yang tengah menikmati indahnya rembulan sontak menoleh menatap Jaemin yang baru saja bersuara untuk yang pertama kalinya semenjak satu jam mereka saling berdiam diri.


" Cukup banyak. Salah satu contohnya mendengarkan apa saja yang rakyat inginkan dari kerajaan. Kamu akan tau sendiri saat ikut bersamaku-" Renjun menjeda ucapannya lalu kembali menatap Jaemin yang terlihat serius menatapnya.


"- Kamu benar-benar yakin?"



Jaemin mengangkat alisnya.


" Tentang apa?"



" Ikut denganku?"



Jaemin mengedikkan bahunya.



" Mungkin. Sepertinya menarik." Jawabnya. Renjun menghela nafas pendek.



" Sejujurnya tak semenarik yang terlihat. Ini bukan acara pelesir kerajaan yang menyenangkan. Karna beberapa desa kerajaan bisa sangat jauh letaknya di dalam hutan di tengah-tengah gunung dan bahkan ada yang di tebing jurang."


" Apakah kamu berubah fikiran? Seperti tak ingin lagi mengajakku?"


Dahi Renjun berkerut.


" Kenapa kamu menyimpulkannya seperti itu?"



" Kamu terlihat ingin memberitahuku jika perjalanan itu sangatlah tidak menarik dan membosankan."



Renjun mendengus keras membuat Jaemin tertawa.


" Apa aku perlu menjelaskan tentang apa yang aku fikirkan kepadamu, wahai tuan si pembaca fikiran?" Sarkas Renjun membuat Jaemin menggeleng.


" Aku hanya bercanda." Senyumnya. Renjun memutar bola matanya malas.



" Hey."

Renjun dan Jaemin sontak menoleh ke ambang pintu yang kini menampilkan Jeno dengan nampan beserta 2 gelas kecil berisi cairan semerah darahnya.


" Waktunya untuk minum susu." Cengirnya menampilkan eyesmilenya yang menawan.

Renjun bangkit lalu melompat turun dari bingkai jendela tempatnya menikmati rembulan.

" Gelasnya..."

Jeno kembali tersenyum mengikuti arah pandang Renjun di atas nampannya. Gelas darah kali ini lebih mirip gelas soju daripada gelas darah mereka yang biasanya menggunakan gelas anggur.

" Jisung tiba-tiba menjadi sentimentil. Dia tak tega memburu hewan-hewan liar."


Renjun mendengus.


" Jika dia tak tega, tidak usah meminum darah. Tidak usah menjadi vampir." Ketus Renjun sembari mengambil salah satu gelas yang ada di atas nampan di ikuti Jaemin yang sudah pula berdiri di sebelahnya.


" Sudahlah Renjunie. Kita bisa meminta stok darah ke peternakan kerajaan Park di Pyeongchang sebagai ganti Putra mahkotanya yang tidak tegaan itu." Bujuk Jeno.


Renjun mengangguk.


" Ide bagus. Rasanya sudah cukup lama aku tak merasakan lagi darah sapi hanwoo." Ujarnya lalu pemuda Huang itu meminum darah bagiannya dalam sekali tegukan.



" Darah hewan liar jauh lebih nikmat." Gumam Jaemin seraya ikut meminum darah bagiannya.


*
*
*



Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang