Part 3

14.3K 1.6K 128
                                    




" Jadi bagaimana pertemuan kalian ke kastil Park?"


Haechan yang baru saja mencecahkan pantatnya ke sofa rooftop itu pun menatap Renjun yang baru saja bertanya. Jeno yang tengah menyeruput minuman darah hewan dengan kemasan kertas berjudul jus tomat itu pun ikut menatap Renjun lalu beralih ke Haechan.

" Molla, aku tidak ikut mendengarkan karna asik bermain game bersama Jisung." Jawab Haechan menatap keduanya bergantian. Jeno mendesah pelan. Renjun merengut.

" Tapi appaku mengatakan jika kita sebentar lagi akan di ikutkan dalam misi perburuan vampir newborn dan juga rogue. Menyebalkan memang. Padahal aku ingin tetap bersantai." Haechan menggerutu membuat kedua sahabatnya memutar bola mata malas.

" selama 100tahun kau hidup hanya untuk bersantai sajakah? Sangat-sangat tidak berguna." Celetuk Renjun ketus.

" Lagi pula tugas menjaga kerajaan dan pack werewolf sudah menjadi kewajiban untuk kita Chan-ah." Jeno lebih lunak.

" Tetap saja." Jawab Haechan menampilkan ekspresi malasnya. " Dan oh ya hampir lupa, beberapa bangsawan dan raja vampir kembali menetap di Korea sehingga tidak akan lama lagi penguasa kerajaan dan para alpha werewolf akan mengadakan pertemuan terbuka."

Kedua sahabatnya hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan dari Haechan.

" Memangnya babamu tidak memberitahumu tentang hasil pertemuan itu?" Jeno kini menatap Renjun yang terlihat agak melamun. Renjun menoleh cepat ke arah Jeno lalu menggeleng.

" Baba dan mama belum pulang sampai sekarang. Katanya ingin mengunjungi kerabatnya yang baru pulang dari Milan. Kerabatnya yang mana aku juga tidak tau." Jawab Renjun membuat Jeno mengangguk pelan.


^^^


Brugh!

" Ya? Kau punya mata apa tidak?"

Jaemin menatap orang yang kini tengah menarik kerah bajunya tersebut dengan tatapan datar.

" Kau yang menabrakku." Balas Jaemin datar. Namja yang di ketahui Jaemin sebagai sunbaenya di lihat dari garis 3 di dasinya itu pun menatap Jaemin dengan wajah merah padam.

" Brengsek kau!"



Bugh!

Jaemin menatap namja yang baru saja memukul wajahnya itu dengan mata berkilat marah. Amarah menguasai dirinya dan hampir saja Jaemin berniat ingin membunuhnya, tapi niat itu segera di urungkannya ketika sudut matanya tak sengaja melihat Renjun yang kini tengah berlari ke arahnya. Tangannya yang semula terkepal erat kini kembali seperti biasa. Menantikan apa yang akan di lakukan oleh si pemuda Huang.




Dalam waktu yang sangat cepat kini genggaman kakak tingkatnya itu terlepas dari kerah seragam Jaemin dengan Renjun yang kini tengah melayangkan pukulan kepada pemuda itu hingga si pemuda itu kini terhempas dengan kerasnya ke dinding lorong sekolah.



Beberapa orang yang kebetulan berada disana bergidik ngeri menyaksikan kekuatan si pemuda berbadan mungil itu. Dalam sekejap beberapa orang yang berada tidak jauh dari sana mengelilingi Jaemin, Renjun dan kakak tingkat mereka itu.



" Hey kau China! Apa yang kau lakukan hah!" Si Kakak tingkat bername tag, Vernon itu bersusah payah bangkit sembari mengusap darah yang mengalir dari hidungnya.


Renjun dengan tenang berjalan menghampiri si kakak tingkat yang kini terlihat waswas.

" Jangan pernah menindas yang lemah lagi, sialan." Kalimat bernada datar dari suara indah milik Huang Renjun itu membuat lawannya bergidik.

Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang