Part 27

2.7K 339 6
                                    




" Berhentilah mengoceh Haechan-ah. Kau jauh-jauh datang dari perbatasan hanya untuk mengomel?" Kesal Renjun sembari menghentakkan nampan dengan gelas berisi darah.



Jeno yang ikut-ikutan jengah kini menarik Haechan yang sedang berkacak pinggang itu untuk duduk bersamanya.



" Apakah masuk akal seorang raja dan ratu tinggal di kos-kosan sempit seperti ini??" Haechan masih mengomel.


Renjun mengerutkan keningnya.



" Darimana si anak bangsawan kaya raya ini tau tentang kos-kosan?" Tanyanya kepada Jeno. Jeno mengangkat bahunya.



" Han tentu saja. Bocah itu sering menyebut kabin kita kos-kosan sempit." Jawabnya.



" Aku masih tak--"



" Apa kau tak bosan mengoceh???" Kesal Renjun sambil melotot. " Ini bukan kos-kosan bodoh. Ini apartemen, sekali lagi apartemen!"




" Setidaknya--"



" Gedung ini baru saja ku beli." Masih dengan melotot, Renjun kembali menyela. " Aku ingin tinggal di penthouse gedung ini, tapi Jaemin menolak dan lebih memilih lantai ini."


Jeno menegapkan tubuhnya.



" Kenapa Jaemin memilih tempat ini? Mm, sejujurnya Haechan benar, tempat ini tidak cocok un--"



" Kau dengar! Kau dengar itu! Kalian itu raja dan ratuku! Bahkan kamar mandi kamarku sebesar kos-kosan kalian ini!"



" Haechan-ah. Kau belum pernah melihat Jaemin mengamuk kan? Jadi tutup mulut sialanmu itu."Ancam Renjun saat melihat Jaemin yang sedari tadi asik di dapur kini melirik ke arah mereka.



Haechan ikut menoleh ke arah Jaemin lalu kemudian mendengus.



" Tanpa pelayan dan penjaga. Itu sedikit keterlaluan." Masih saja.



" Yang Mulia Raja kita sangat kuat Haechan-ah. Sudahlah. Kau tidak usah khawatir." Jeno berusaha menenangkan.



" Kau benar-benar representative dari vampir yang sebenarnya ya?" Renjun menggeleng heran dengan kelakuan sang teman.



" Ya. Sangat sangat borjuis." Tanggap Jeno.


" Itu vampir kuno kau tau. Sekarang sudah abad ke 20. " Cecar Renjun. Haechan mencibir namun tak mengucapkan apapun. Karna ia juga sadar atensi Jaemin yang kini tengah mengenakan celemek pink itu semakin mendominasinya. Raja baru itu kini menatapnya, biasa saja. Tapi entah kenapa, ia takut.




" Aku baru tau Jaemin bisa memasak." Jeno mengalihkan percakapan.



Renjun mengangguk.



" Sama. Aku juga baru tau."



" Dia tidak akan meledakkan apartemenkan?" Bisik Jeno khawatir.



" Sejauh ini belum." Renjun menjawab. Haechan yang entah kenapa sudah hilang rasa sebalnya ikut menoleh.



" Dia terlihat bisa memasak." Bisiknya pula. Ketiganya kini menoleh ke arah Jaemin yang tengah mengiris daun bawang dengan cekatan.



" Kau bisa begitu, Jeno-ya?" Tanya Renjun. Jeno menggeleng cepat.


" Bahkan aku tidak pernah menyentuh panci dan wajan." Jawabnya.



Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang