Part 5

9.9K 1.1K 29
                                    


" Apa sih yang sedang kau fikirkan?"

Renjun menoleh sekilas ke arah Haechan sebelum kembali mengalihkan tatapannya ke arah rimbunnya pepohonan di kiri kanan jalan. Pelipisnya tersandar di kaca mobil, kembali melanjutkan lamunannya.

" Kau bertengkar dengan ayah ibumu?" Tanya Haechan lagi. Vampir bangsawan itu memang tak pernah mudah menyerah.


Renjun menipiskan bibirnya sekilas, terlihat ragu-ragu ingin mengemukakan apa yang sedang ia fikirkan kepada sang sahabat.

" Tidak ada. Hanya ingin melamun, dan kau jangan coba-coba menggangguku lagi." Akhirnya yang terucap hanyalah kata-kata itu.

" Terserah kau saja!" Sentak Haechan yang separo jengkel karna sudah di acuhkan sedari tadi.


Selang beberapa menit setelahnya, mobil milik keluarga kerajaan Huang itu terparkir di sebuah tempat yang lebih mirip showroom mobil di pinggiran jalan di tengah hutan.

Tanpa menunggu bantuan dari sang supir pribadi, Haechan dan Renjun telah terlebih dahulu keluar dari mobil dan melihat sekitar. Pintu mobil di sebelah mobil mereka terparkir sekarang terbuka menampilkan sesosok remaja tinggi menjulang dengan kulit pucat dan bibir merah darahnya. Remaja itu kini tersenyum ke arahnya.

" Sore hyung. Senang melihat kalian berdua disini." Tegur si remaja.

Haechan dan Renjun balas tersenyum.

" Sore Junghwanie. Apakah kau baru pulang sekolah juga?" Sapa Haechan kepada si remaja. Si remaja mengangguk.

" Ne hyung. Kalau begitu aku permisi dulu."


Renjun dan Haechan mengangguk dan remaja vampir itu kini telah menghilang dari hadapan mereka.

" Kenapa pangeran itu tidak di kawal?" Tanya Haechan. Renjun mengangkat bahunya sekilas.


" Setauku dia memang selalu tidak ingin di kawal siapapun." Jawab Renjun. Ia mengenal dekat Remaja vampir tadi, karna kerajaan mereka bersebelahan.

" Padahal kawasan ini cukup berbahaya." Gumam Haechan.

" Apakah anda ingin beberapa orang pengawal, Yang Mulia?"

Renjun dan Haechan kini menoleh ke arah sang supir. Renjun mengangguk sekilas.

" 2 pengawal sudah cukup."

Sang supir mengangguk sekilas dan tak lama kemudian, 2 orang tinggi berkulit pucat telah berada di depan Haechan dan Renjun.


Tanpa menunggu lagi, Haechan dan Renjun melesat keluar dari bangunan persinggahan para vampir dan werewolf menuju ke dalam hutan di susul 2 orang penjaga dari kerajaan Huang.


Di sepanjang jalan menuju kerajaan, Haechan terus saja mengamati apapun yang di lihatnya.

" Renjun-ah. Kau lihat pixie itu? Kenapa tidak ada werewolf di sisinya?" Tanya Haechan saat keduanya melewati pixie yang memang tengah terbang sendirian menuju ke arah tenggara.

" Kau tidak pernah ya melihat pixie tanpa werewolf? Disini banyak werewolf yang tak harus di dampingi pixie." Jawab Renjun setelah satu kilometer dari pixie yang mereka lewati.


" Bertemu werewolf saja jarang." Rengut Haechan saat mereka melesat menyusuri sungai jernih. Sekarang mereka tengah berada di batas wilayah black moon. Beberapa manusia serigala yang tengah berpatroli tampak melihat mereka dan mengacungkan tangannya sekilas yang langsung di balasi oleh Haechan dan Renjun.

Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang