Part 21

2.6K 350 6
                                    




Ting!



Elevator terbuka menampilkan Jaemin yang membawa segelas darah di atas nampan. Sang vampir Oh melangkah memasuki ruangan tertinggi kastil Huang tempat dimana kini Renjun dengan segala berkas berkas berserakan kini memenuhi meja tempat ia menghabiskan waktu siang dan malam.



" Renjunah?" Panggil Jaemin lalu menaruh gelas anggur berisi darah itu di depan sang vampir.



" Istirahatlah sebentar Renjun-ah. Kamu terlalu memaksakan diri." Ujar Jaemin lagi.



Renjun kini mengangkat wajahnya, lalu perlahan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran milik sang ayah.



Renjun kini mengangkat wajahnya, lalu perlahan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran milik sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




" Seperti ini lebih baik, Jaemin." Jawab Renjun lirih. Pemuda itu menghela nafas dalam. " Kalau aku tidak menyibukkan diri seperti ini, kepalaku rasanya sangat penuh. Dan ku rasa, aku tak akan bisa mengatasinya."



Jaemin memutari meja itu untuk mendekati Renjun. Memutar kursi yang di duduki pangeran Huang itu agar menghadap ke arahnya.  Setengah membungkuk, Jaemin mensejajarkan tubuhnya dengan Renjun.




" Aku mengerti. Tapi ini sudah berlebihan Renjun. 2 minggu telah berlalu, dan tak sekalipun kamu meninggalkan ruangan ini."



Renjun menatapnya dengan mata berkaca-kaca.




" Lalu apa yang harus ku lakukan, Jaemin? Apalagi yang bisa ku lakukan?"



Tangan Jaemin terangkat untuk mengusap pipi Renjun yang baru saja di aliri setetes air mata itu.




" Jangan bersikeras melupakannya. Tapi cobalah berdamai dengan keadaan, Renjun. Relakan kepergian keduanya dengan lapang dada. Sulit, tentu saja. Lakukanlah perlahan. Itu lebih baik daripada kamu memaksakan segalanya seperti ini." Ujar Jaemin selembut mungkin.



Renjun berusaha menahan airmata yang hendak kembali mengalir. Sejujurnya menangis membuatnya merasa menjadi lebih buruk.



" Entah apa aku bisa melakukannya." Ujarnya dengan suara serak.



" Lakukan perlahan, lalu setelahnya kamu akan terbiasa. Percaya padaku." Ujar Jaemin sembari mengusap rambut Renjun. Renjun mengangkat wajahnya dan menatap wajah penuh ketulusan di depannya itu.



" Aku akan mencobanya." Akhirnya  Renjun mengalah. Semua orang tampak begitu mengkhawatirkannya, dan ia tak ingin membebani mereka lebih dari ini.



Jaemin tersenyum mendengar jawaban Renjun. Vampir itu kembali menegapkan tubuhnya.



" Minumlah." Ujar Jaemin sembari menunjuk gelas darahnya. Renjun mengarahkan pandangannya ke gelas itu, menatapnya cukup lama hingga akhirnya tangannya terulur untuk meraih si gelas.



Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang