Part 17

2.9K 396 2
                                    


Saat memasuki area pinggiran sungai, Renjun memelankan laju kudanya hingga akhirnya berhenti dimana ada banyak batu berukuran besar tersebar dengan rumput-rumput sejengkal mengelilinginya. Jaemin dan rombongannya yang lain kini ikut berhenti di belakangnya.



" Kita beristirahat disini. Perjalanan di lanjutkan besok pagi." Ujar Renjun yang membuat para anggota rombongannya kebingungan.


" Tapi Yang Mulia. Mansion barat berjarak satu jam perjalanan lagi dari sini." Ujar kepala prajurit yang ikut mendampingi perjalanan Renjun.



Jaemin ikut menatap Renjun bingung. Namun vampir muda itu seperti tak mendengar ucapan dari prajuritnya malah melompat turun yang dengan terpaksa di ikuti oleh anggota rombongannya yang lain.



Jaemin mendekati Renjun yang kini tengah mengelus surai kuda hitam bermata merah miliknya itu.



" Kenapa kita berhenti disini?" Tanya Jaemin. Pemuda vampir itu menoleh ke belakang, menatap mentri kehakiman kerajaan Huang yang mendekati mereka.



" Aku suka suasana disini." Jawab Renjun masih dengan kegiatannya.





" Yang mulia?"


Renjun menoleh dan menatap salah satu mentri kerajaannya itu dengan tenang.


" Bukankah seharusnya kita melanjutkan perjalanan? Mansion barat jaraknya hanya sekitar satu jam perjalanan, Yang Mulia Pangeran." Tutur sang mentri.


Renjun menurunkan tangannya dari sang kuda, melangkah ke salah satu batu besar dan duduk disana di ikuti oleh sang mentri. Jaemin hanya menatap keduanya dari tempatnya berdiri.



" Pangeran Jaemin belum terbiasa menunggangi kuda. Aku tidak ingin tamuku merasa tidak nyaman." Jawab Renjun. Sang mentri menoleh sekilas ke arah Jaemin yang kini menatap Renjun dengan pandangan tak percaya sebelum kembali menatap sang pangeran tunggal kerajaan Huang.



" Jika benar begitu. Baiklah kita akan beristirahat disini, Yang Mulia."


Renjun mengangguk dan sang mentri segera berlalu menemui anggota rombongan untuk meminta mereka mengurus kebutuhan 2 pangeran.



" Hey. Aku baik-baik saja. Kenapa harus berhenti disini hanya karna diriku? Aku bukanlah vampir yang lemah. Kamu tau itu."


Renjun mendongak, menatap Jaemin yang sudah berada di hadapannya.


" Aku hanya risih melihat wajah tegangmu seharian ini." Jawab Renjun yang di balas dengusan Jaemin.



" Aku sudah mulai terbiasa--"



" Ahh. Lapar. Apa kau tidak lapar Jaemin-ah?" Renjun memotong ucapan Jaemin dengan mengalihkan pembicaraan.




" Sebaiknya kita melanjutkan perjalanan seka--"



" Ahh, beogoppa."



" Huang Renjun!"



" Aku berharap paman prajurit itu membawa seekor rusa." Renjun menatap kepergian salah satu prajuritnya ke tengah hutan yang membuat Jaemin semakin jengkel.



" Renjun.." Geram Jaemin.



" Hahh. Tiba-tiba aku merindukan rare steak. Kamu juga menyukainya kan Jaemin? Paman prajurit yang itu cukup ahli dalam memasak."


*
*
*


" Ya? Kamu tidur?"



Jaemin yang tengah bergantung terbalik di dahan pohon itu membuka pelan matanya dan menatap Renjun yang berada di hadapannya.



Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang