Part 25

3.4K 371 32
                                    



" Setelah membersihkan diri, kalian boleh melakukan apapun itu asalkan jangan sampai kelelahan. Karna besok jam 9 pagi, kita harus berangkat ke telaga Sin untuk pen-sucian." Pesan Luhan kepada Renjun dan Jaemin yang terduduk canggung di ranjang super besar berhias khas pernikahan itu.


Setelah memastikan keduanya mengangguk, Luhan berlalu dan pintu besar kamar utama kastil Huang itu tertutup dengan sendirinya.


Untuk beberapa menit kemudian, tak ada percakapan di antara mereka. Bahkan untuk saling menatap pun tak mereka lakukan.


Waktu berlalu hingga tak terasa 30menit pun telah berlalu. Dan selama itu pula Renjun bergerak gelisah sedangkan Jaemin hanya duduk diam tak bergerak bak patung sepucat mayat.


" Yaa. Ini benar-benar canggung." Keluh Renjun yang benar-benar tak tahan dengan kesunyian yang mereka timbulkan.


Jaemin pun akhirnya bergerak menghadap Renjun.


" Maaf." Jawabnya pelan.

" Kenapa meminta maaf?" Tanya Renjun.


" Seharusnya aku mengajakmu berbicara." Jawab Jaemin. Renjun mengeluh. Ia ingin mengobrol, tapi bukan untuk membahas siapa yang salah dan benar. Padahal setelah pemberkatan, keduanya mulai bercakap-cakap tanpa rasa canggung setelah adegan berciuman mereka yang super kaku.


" Renjuna?"


" Um?" Renjun menatap Jaemin yang kini telah sepenuhnya menghadapnya.



" Jika kamu ingin. Ayo lakukan."

Seketika wajah sepucat mayat Renjun merona.


" Ya. Jangan mengatakan hal yang seperti itu."


Jaemin menggaruk tengkuknya.



" Apa kita tidur saja?" Tanya Jaemin kemudian.


" Vampir tak bisa tidur, Jaemin."


" Ah ya. Benar." Jaemin mengangguk canggung.



" Kalau begitu ayo membersihkan diri terlebih dahulu." Ujar Renjun yang langsung di angguki Jaemin. " Siapa yang..."



" Bagaimana kalau mandi bersama?" Tanya Jaemin. Renjun terkejut, tapi tetap di anggukinya.


Keduanya berjalan beriringan ke ruangan tempat dimana pemandian mereka telah di siapkan sedemikian rupa dengan lilin-lilin aroma therapy menyala di setiap sudut.


Keduanya saling berhadapan. Dan Renjun memulai inisiatif dengan membuka simpul jubah Jaemin yang di dadanya masih berlambang Wind itu. Lalu setelahnya membuka rompi dan kemeja linen putih Jaemin yang kini menampakan perut penuh otot sang suami.

Wajah Renjun kembali memanas. Meskipun ia sudah sangat sering melihat tubuh bertelanjang dada Jaemin, tapi tetap saja ini berbeda.


Renjun berjengit kaget ketika Jaemin ganti meloloskan satu persatu pakaian yang memberati tubuh atasannya. Sang vampir melakukannya dengan cepat bahkan sampai Renjun belum hilang kejutnya, tubuh atasannya sudah sepenuhnya terbuka.


Di lihatnya Jaemin tersenyum membuat Renjun reflek menurunkan pandangannya ke tubuhnya sendiri.


" Baru kali ini aku melihatnya secara langsung." Ujar Jaemin membuat Renjun kembali mengangkat wajahnya.

" Aku tidak pernah berolahraga." Ujarnya mencoba membela bentuk tubuhnya.


" Untuk apa berolahraga? Fisik vampir jauh lebih kuat daripada fisik manusia." Jaemin berucap sembari tersenyum. Bahkan tangannya kini terangkat untuk membelai pundak mulus Renjun yang terlihat kecil.

Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang