Part 1

45.6K 2.5K 208
                                    




" Kau ingin ikut?"

Jaemin mendongak menatap Jeno yang kini tengah berdiri tepat di sebelah mejanya lalu menggeleng pelan menanggapi ajakan Jeno.

" Tidak aku disini saja."


" Kau yakin?" Jeno menatap Jaemin. Namun anggukan kecil itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan Jeno yang membuat pemuda bermata eyesmile itu beranjak pergi bersama 2 orang temannya.




*
*
*



"  Kau kenal anak baru itu?" Haechan, Pemuda pucat dengan kulit agak lebih gelap dari kedua temannya itu pun berucap, mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi gatal ingin di tanyakannya. Sedangkan Huang Renjun, pemuda manis berwajah datar dan juga pucat yang berada di sebelah kiri Jeno hanya diam menyimak. Karna ia juga cukup penasaran dengan hal yang serupa.


" Kenal. Tapi nanti saja ku ceritakan padamu." Jawab Jeno sembari meniti tangga menuju rooftop di ikuti Renjun dan Haechan.


Sesampainya di sebuah tempat yang cukup teduh di bagian sayap kanan rooftop yang terdapat beberapa kursi dan juga sebuah sofa usang, mereka bertiga menyebar mencari tempat duduk ternyaman.

" Jadi bagaimana? Kau kenal Jaemin? Ah tunggu, namanya Lee Jaemin? Apakah dia saudaramu?" Haechan kembali memburu Jeno dengan banyak pertanyaan. Sedangkan Renjun dengan wajah datarnya memilih untuk bersandar di sofa dan mengeluarkan dan mengecek ponselnya.

" Aku juga tidak tau harus menjawab ya atau tidak, karna..."

" kenapa?!"

Jeno mendengus karna Haechan memotong pembicaraannya.

" Dengarkan dulu penjelasanku Chan-ah." Ucap Jeno membuat Haechan merubah ekspresi wajahnya yang sebelumnya tampak antusias menjadi lebih tenang.

" Mian. Lanjutkan."

" Aku tidak tau harus menjawab ya atau tidak. Karna marga Lee yang dia gunakan memang marga dari keluargaku..." Jeno melotot saat ia melihat Haechan yang hampir membuka mulutnya untuk kembali menyela ucapannya. Mulut Haechan yang kini hampir terbuka mengatup kembali di pelototi oleh si sipit Jeno.



" Tapi dia bukan kerabatku. Sama sekali bukan. Appa dan eomma menemukannya tengah pingsan di jalan dan memutuskan untuk membawanya pulang..."


Saat Jeno menjeda ceritanya, Renjun yang sebelumnya fokus pada ponselnya kini menurunkan ponselnya dan menggenggam ponsel itu sembari menegakkan badannya, seperti ingin mendengar kelanjutan cerita Jeno tentang si anak baru yang hari ini mulai bersekolah di sekolahnya itu.

" Lalu?" Haechan berkata tidak sabaran.



" Saat dia bangun, dia berkata bahwa ia tidak mengingat apa-apa selain namanya. Cuma namanya saja. Bahkan ia juga tidak mengingat marganya. Appa dan eomma kasihan, sehingga beberapa hari ini ia tinggal di rumah kami."



" Dan kau sama sekali tidak mengatakan apapun?" Cecar Haechan. Jeno menghela nafas pelan.


" Kau tau aku tidak suka bercerita seperti tukang gosip."


" Tapi sekarang kau terlihat seperti itu."

Ucapan Haechan membuat Jeno jengkel.

" Baiklah. Kau tidak akan mendengar apa-apa lagi setelah ini."

Mendengar sahabatnya merajuk Haechan segera menyengir lebar lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Bukan begitu maksudku. Kundae, apa dia manusia atau makhluk yang sama seperti kita?" Haechan lebih mencondongkan tubuhnya ke Jeno. Sedangkan orang yang ditanya itu pun hanya mendengus dan memilih diam.

Vampire | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang