" Kalau kau ingin terbang, lakukan saja Junghwan-ah." Ujar Jaemin saat lengan keduanya bentrok.
Junghwan buru-buru memutar tubuhnya menghindari kontak fisik lebih lama dengan Jaemin ketika di rasanya lengannya mulai memberat.
" Ani hyung. Jika kau di darat, tentu saja aku juga harus begitu." Balas Junghwan. Kini di tangan remaja itu muncul bola api yang tanpa berfikir panjang langsung di hantamnya ke tubuh Jaemin. Jaemin buru-buru menghindar, namun bola api itu masih sempat menyerempet lengan Jaemin membuat lengan Pangeran Oh itu melepuh.
Jaemin menggertakkan giginya, di angkatnya satu tangannya ke udara yang menghasilkan kesiuran angin yang lama kelamaan membentuk pusaran angin tornado. Jaemin mengarahkan tangannya ke arah Junghwan yang juga sudah bersiap dengan bola api di kedua tangannya. Saat tangan Jaemin bergerak menghantarkan tornado berskala sedang itu ke arah Junghwan, pangeran Wu itu juga sudah melontarkan bola apinya dengan kekuatan penuh.
Bola api Junghwan memangsa Jaemin bak meteor menghantam bumi, membuat konsentrasi Jaemin sedikit terbagi karna harus menghindari 2 bola api sekaligus. Tapi setelah kedua bola api itu lenyap karna tidak mengenai sasarannya, Jaemin kembali menghimpun kekuatannya untuk menggerakkan angin tornadonya yang sempat tertahan di udara.
Pusaran tornado itu kini bergerak cepat ke arah anak tunggal keluarga Wu, membuat pangeran vampir itu sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk lari, remaja itu hanya bisa pasrah saat angin yang berputar begitu kuat menggulung tubuhnya tanpa ampun.
Junghwan tidak mampu melakukan apapun saat pakaian atasnya mulai berderak lalu pecah berderai mengikuti arus angin karna ia sendiri sudah bersusah payah meraup oksigen yang mulai menipis.
Saat Junghwan merasa di ambang batas, remaja itu berteriak sangat keras, lalu berusaha kembali menghimpun tenaganya. Dan dengan kekuatan yang tersisa, ia menyentakkan tubuhnya sehingga kini Junghwan terbang melesat ke atas seperti roket untuk keluar dari gulungan tornado buatan Jaemin.
Jaemin menyeringai melihat Junghwan yang telah terbebas begitu saja.
" Hyung maaf tapi aku-- ARGHH!"
Belum sempat Junghwan menyelesaikan kalimat penyesalannya karna harus mengingkari ucapannya untuk tidak terbang, sebuah kekuatan tak kasat mata langsung mencengkram tubuhnya yang sedang melayang di udara lalu membanting dengan sangat kuat ke tanah berumput.
Junghwan tersengal menahan sakit yang mendera seluruh tulangnya. Pandangannya memburam.
" Kau belum mengeluarkan seluruh kekuatanmu Junghwan-ah."
Junghwan mendengar suara Jaemin yang mendekat ke arahnya.
" Junghwanie!"
Itu suara Junkyu-nya.
" Junghwan? Kau tidak pingsankan?"
Itu suara Renjun yang terdengar sangat cemas.
Junkyu segera berlutut di hadapan Junghwan yang terbaring tak bergerak itu lalu menaruh telapak tangannya di dada telanjang pangeran Wu itu untuk menyalurkan kekuatannya.
Setelah selesai, Junkyu buru-buru mendudukkan Junghwan saat remaja itu terbatuk pelan.
" Gwenchana?" Tanya Junkyu panik. Junghwan mengangguk.
" Nan gwenchana."
" Kau petarung yang hebat, Junghwan-ah. Tapi kau lebih sering ragu dalam bertindak. Dalam keadaan apapun, kerahkan seluruh kekuatanmu seakan-akan itu adalah pertarungan terakhirmu." Ujar Jaemin datar. Junghwan mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire | Jaemren ✔
FantasyWelcome to : 8th My Jaemren fanfict ' Vampire ' Vampire Jaemren Di publikasikan 19 januari 2020 Finish 17 Januari 2023 ( Anjrit, syok. Ternyata emang udah lama banget bestie )