10.

18K 1.3K 21
                                    

Happy reading!!

Jangan jadi sider yaa.

Jam menunjukkan pukul 06.10 matahari yang masih malu-malu menampakkan diri  tapi jalan raya sudah dipadati mobil-mobil yang berjalan lambat, motor yang sesekali menyalip di kendaraan besar, bus dan angkot sudah dipenuhi penumpang yang saling berdesakan ingin segera sampai ke tujuan.

Ana berangkat dengan angkot selain sudah hafal jalan dia juga tidak ingin berangkat dengan sopir karena ia harus melakukan sesuatu melakukan sesuatu.
Ia juga ingin menghindari abangnya. karena dia, Ana harus bertemu dengan pria misterius itu.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, Ana sampai di depan gerbang SMA Cakrawala. Ia menghirup nafas dalam-dalam, ia harus menguatkan mental. Ana berjalan angkuh tanpa mempedulikan tatapan semua murid padanya, bukannya dia Anastasia yang disegani semua murid. Ia tidak ingin semua orang tau kalau Ana yang sekarang bukan Ana yang mereka kenal.

Meskipun sepanjang jalan Ana menahan nafas gugup, ia tidak pernah berada di situasi seperti ini. Saat berada di depan pintu kelas, ia bernafas lega dan berjalan santai menuju ke tempat duduknya yang di sebelah kanannya ada Kimy yang tengah asik dengan ponselnya.

Merasa ada pergerakan dari meja Ana, Kimy menoleh dan tersenyum menyapa Ana. "Pagi Ana!!" Ana tersenyum dan mengangguk, ia memperhatikan sekeliling mencari Adel. Padahal Adel selalu datang lebih pagi dari padanya.

"Adel belum dateng?" Tanya Ana

"Belum. Tadi aku telpon tapi ga diangkat"

"Nah, itu Adel." Ucap Kimy menunjuk ke arah pintu.

"Oh My God. Adel ini muka kamu kenapa lebam gini??" heboh Kimy setelah melihat lebam di pipi kiri Adel.

"Udah deh ga usah lebay. Ini itu-emm cuma kejedot. Iya kejedot" ucap Adel gugup. Ana menatapnya sendu, tentu saja dia tidak bodoh percaya begitu saja. Dia tahu, bahkan sangat tahu.

"Hiks. Kok kalian suka banget sih luka-luka, hiks ke-marin Ana sekarang Adel. " Lirih Kimy.

Adel hanya memutar bola matanya malas"Gue gapapa Kimy. Cuma luka kecil."

"Hiks. Pokoknya kalian ga boleh lagi luka-luka kayak gini, aku ga suka. " Ucapnya dan memeluk kedua sahabatnya. Adel dan Ana hanya diam dan membalas pelukan Kimy.

Bell istirahat berbunyi 5 menit lalu. Ana dan sahabatnya berjalan menuju kantin untuk mengisi perut kosong mereka, saat berada di pintu masuk. Terlihat para murid yang berdesakan mengantri makanan, suara bising yang memenuhi ruangan bahkan terdengar sampai keluar kantin.

Adel salah satu dari mereka yang mengantri, Ana dan Kimy mereka sudah duduk manis di meja yang katanya biasa mereka tempati.

Kantin kembali heboh, suara pekikan para gadis mendominasi ruangan yang luas ini, ketika para pangeran mereka memasuki area kantin dan jangan lupakan satu putri mereka.  Siapa lagi kalau bukan Samuel dan Rachel, tokoh utama memang selalu menjadi pusat perhatian pikir Ana.

Ana yang tidak sengaja bersitatap dengan Samuel. Namun ia segera memutus kontak mata mereka. Samuel pun tak acuh dan mencari tempat untuk mengisi perut kosong mereka.

Lain hal dengan Arkan yang pergi entah kemana, pasti dia sedang berada di tengah-tengah gadis mencari mangsa baru. Jiwa playboy nya keluar jika berhadapan dengan gadis-gadis polos nan imut.

"KAK AGA, SINI!!" Teriakan Ana mengalihkan perhatian para murid dan Samuel beserta sahabatnya.

Sagara yang merasa dipanggil menoleh, mencari sumber suara yang meneriaki namanya. Matanya tertuju pada seorang gadis mugil tengah melambai ke arahnya. Tanpa berfikir panjang dia berjalan menuju meja Ana, dan duduk di hadapannya. Tanpa sadar semua temannya juga ikut.

World of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang