Happy reading!!
Kejadian sebelum Ana sadar
Sagara membawa Ana ke tepi kolam dengan keadaan sudah tidak sadarkan diri, di susul Lingga yang terlihat emosi memandang datar pada Samuel dan gengnya terutama pada Rachel.
Ana sudah di berikan pertolongan pertama dengan mengeluarkan air yang masuk dalam tubuhnya, tetapi ia tak kunjung sadar hingga membuat semuanya panik. Tanpa berpikir panjang Sagara segera membopong tubuh Ana keluar dari pesta diikuti Lingga, Gavin, dan kedua sahabatnya.
Bara hanya memandang sendu mereka, ia ingin pergi dan meminta maaf jujur dia tidak berniat membuat Ana celaka itu murni kecelakaan, tetapi egonya yang setinggi harapan orang tua membuatnya tetap tinggal.
Pesta ulang tahun Rachel bubar dengan berbagai bisik-bisikan dari tamu undangan. Samuel masih setia menemani Rachel yang terlihat syok dengan kejadian ini.
Lain hal dengan rombongan Lingga yang terlihat panik, mereka berniat membawa Ana ke rumah sakit karena ia tak kunjung sadar dan detak jantungnya yang melemah. Namun, jarak yang cukup jauh dari rumah Samuel menambah kepanikan semua orang.
Saat mereka hendak berangkat, Lingga di kagetkan dengan kedatangan Alvero bersama Jefan."Kok lo bisa ke sini, bang?"
Alvero tidak menghiraukan pertanyaan Lingga, ia terfokus pada Ana yang di masukkan ke dalam mobil dengan keadaan basah kuyup.
"Ada apa dengan Ana?" Tanya Alvero pada Lingga.Lingga bingung harus menjelaskan dari mana, lagipula bagaimana bisa dia datang padahal ia belum memberi kabar sama sekali. "Anu, itu bang..."
"Kau menjadi gagap sekarang?" Lingga merinding melihat tatapan dingin Alvero yang menatapnya.
"Dia jatuh di kolam." Jawabnya.
Alvero mengepalkan tangannya, tatapannya kian menajam tidak perlu diberitahu dia sudah tahu jawabannya. Selama ini Alvero cukup sabar melihat kelakuan mereka pada Ana, tapi kali ini sepertinya hari terakhir mereka bisa merasakan kenyamanan.
"Jefan, antar mereka ke mansion lalu seret David untuk memeriksanya. Saya akan menyusul bersama Lingga." Ucapnya datar
Jefan menuruti perkataan Alvero dan segera menuntun Sagara dan yang lainnya untuk ke mansion mereka.
"Loh bang gue gimana?"
"Kau ikut dengan ku."
Lingga yang melihat raut tak bersahabat Alvero hanya mengekor dari belakang, ia turut prihatin dengan nasib 'mereka' nantinya.
Alvero benar-benar marah, ia melihat sekumpulan orang di depan sana yang tengah duduk santai seakan tak terjadi apapun, padahal gadisnya bahkan ia tak tahu kondisinya bagaimana.
Bugh
Tanpa basa basi ia langsung menyerang Bara hingga membuatnya tersungkur.
Satu hal yang membuat Alvero langsung menyerang Bara adalah dia sama sekali tidak bertanggung jawab atas adiknya, bukannya mengkhawatirkan adiknya ia malah duduk santai sambil bergurau dengan sahabatnya.
"Woi, apa-apaan lo." Bentak Veno saat melihat Bara yang sudah tersungkur.
Bugh
Bugh
Brak
Alvero tidak menjawab, ia malah kembali menyerang mereka satu persatu tanpa bantuan Lingga. Bagi Alvero, mereka hanya anak kecil yang berlagak seperti preman.
Rachel bahkan sudah histeris melihat keadaan Samuel dan lainnya yang sudah berlumuran darah.
Alvero bahkan tak ragu mengayunkan balok kayu yang entah dari mana ia mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
World of Novels
Fantasy(Transmigrasi story) Alangkah baiknya jika follw sebelum membaca>< Aleana Azquina siswi SMA biasa yang tiba-tiba saja terbangun di ruang kelas yang dipenuhi oleh orang-orang asing. Padahal seingatnya dia hanya tidur di jam pelajaran bahasa Indonesi...