25.

12.4K 989 7
                                    

Happy reading!!

Ayo vote dan comen sebagai bentuk apresiasi. Tapi jangan hate comen ya!!!

Sepertinya kesialan Keenan terjadi hari ini, dia menjadi bahan bully dari Bara. Meskipun sudah terbiasa mendapat kekerasan dari kakak-kakaknya, tapi baru kali ini Bara membullynya secara terang-terangan di depan semua orang.

Sedangkan Bara seperti orang kesetanan menghajar Keenan tanpa ampun.

Tak ada yang menolongnya, bahkan Gavin hanya memandang dingin tanpa berniat menghentikan aksi gila Bara. Keenan hanya bisa pasrah saat alas sepatu menghujani tubuh tubuhnya.

Bara tersenyum simrik melihat orang yang amat dibencinya terkapar tak berdaya.

"Lo lupa peringatan gue? Jangan pernah nunjukin muka sampah lo di depan gue!"  tekan Bara.

Keenan berdiri dengan susah payah, telinganya  berdenging hingga tak mampu mendengar dengan jelas ucapan Bara.

Bara yang melihat Keenan masih sanggup berdiri kembali memberi bogem pada wajah Keenan. Sepertinya suasana hatinya sangat buruk hari ini, apalagi saat melihat Keenan yang berada di kantin membuatnya menjadi pelampiasan emosi Bara.

"Lo tau apa kesalahan lo kali ini?"

Keenan menggeleng lemah, ia tidak boleh pingsan sekarang, karena tak akan ada orang yang membantunya.

"Bar udah Bar. Dia bisa mati." Sela Aidan, yang jengah melihat kelakuan sahabatnya.

Bara menepis kasar tangan Aidan yang menahannya. "Emang itu yang gue mau Dan," ucap Bara.

"Dia," Bara menunjuk Keenan "sama cewek kurang ajar itu pantes mati." Lanjutnya.

Aidan berbisik "Jangan gila lo Bar, lo mau bunuh adik lo sendiri?"

"MEREKA BUKAN ADIK GUE"

Bara membalikkan badan "gue tanya sama lo Dan. Emang lo mau punya adik yang satunya pembunuh, satunya lagi sifatnya kayak cewek murahan?"

"Gue bahkan malu nerima kenyataan kalo nama belakang gue sama kayak mereka," lanjutnya.

Para siswa disana mengerti siapa yang Bara maksud cewek murahan, tapi pembunuh yang Bara maksud mereka tidak tahu siapa. Karena yang mereka tahu keluarga Winata hanya memiliki 2 putra dan satu putri.

Sedangkan tanpa mereka sadari, di bawah sana Keenan mengepalkan tangan mendengar kakaknya dihina. Meskipun hubungan mereka masih baru membaik, tapi Keenan sangat menyayangi kakak perempuannya dan tidak akan memberikan siapapun menyakitinya.

Bahkan jika itu artinya dia harus melawan abangnya sendiri.

Bara tertawa remeh melihat keterdiaman Aidan, "Lo aja jijik Dan, apal--"

Bugh

Bara mundur beberapa langkah, ia memegangi pipinya yang terkena pukulan mendadak dari....Keenan?

Sejak kapan pemuda itu berdiri di hadapannya, pikir Bara.

"Berani lo sama gue?" Ucap Bara dengan mencengkram kerah seragam Keenan.

"Sialan."

Bara membalas pukulan Keenan, begitupun Keenan yang tersulut emosi tidak tinggal diam. Mereka akhirnya terlibat perkelahian, Samuel, Gavin dan semua orang di sana sedikit terkejut melihat aksi Keenan.

Keenan yang mereka kenal cupu, korban bully, dia juga tidak pernah membalas perbuatan orang yang membullynya separah apapun itu. Tapi kali ini berbeda, sorot matanya terlihat dingin, meskipun sekujur tubuhnya dipenuhi luka.

World of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang