31. Penyakit Arkan

11.9K 896 14
                                    

Happy reading!!!

Ana menatap cemas pada undangan acara ulang tahun yang ada di tangannya. Ia ingat, jika berdasarkan novel pada acara ulang tahun Rachel yang ke-18 Ana akan membuar kekacauan hingga pesta terpaksa dibubarkan dan tentu saja mengundang kemarahan para pangeran Rachel termasuk kedua abang Ana. Saat itu Ana akan di bully habis-habisan dan dipermalukan di depan semua tamu undangan dan membuat namanya semakin buruk di mata semua orang.

Tapi sekarang tubuh ada diisi jiwa Alea, sudah pasti Ana tidak akan berbuat macam-macam apalagi berniat membuat kekacauan, tapi kita tidak bisa memprediksi akan berakhir baik atau buruk pada acara nanti. Awalnya Ana bersikeras tidak akan pergi, namun karena paksaan Adel dan Kimmy Ana tidak bisa menolak.

"Semoga aja nggak terjadi apa-apa. Tunggu_bukannya sebelum ulang tahun Rechel, dia sudah ketemu dengan antagonis pria. Dan parahnya dia juga dateng ke acara itu, dari situ si antagonis cowo ini benci banget sama Ana." Batinnya sambil mengacak rambutnya frustasi, semua itu tak lepas dari tatapan heran dari Adel dan Kimmy.

"Kim, temen lo kayaknya kesurupan deh." Bisik Adel

"Temen lo juga del. Dia kenapa sih, waktu dapet undangan dia udah bersikap aneh."

"Apa Ana belum bisa move on dari Samuel? Normal sih, nggak mungkin kita bisa lupain seseorang dalam sekejap apalagi dulu dia kan bucin banget hampir mendekati tolol." Ucap Adel

Brak

Ana menggebrak meja hingga menarik atensi beberapa murid yang menatapnya aneh. Matanya tak sengaja melihat sang adik berjalan berdua dengan sahabatnya Lingga, hingga tak sadar ia berteriak memanggil Keenan.

"KEENAN!!"

Keenan yang tengah berbincang dengan Lingga sedikit terkejut mendengar suara melengking meneriaki namanya. Ia menoleh dan mendapati sang kakak tengah melambai padanya sambil tersenyum. Tanpa berpikir panjang ia berjalan mendekati meja kakaknya, ia narik salah satu kursi kosong di sebelah Ana dan diikuti Lingga.

"Udah pesen?" Tanya Ana dan mendapat anggukan sebagai balasan.

"Semalem nginep dimana? Kok nggak ngabarin kakak sih?" sarkas Ana setengah kesal, bagaimana tidak semalam saat dia pulang tidak mendapati Keenan di kamarnya bahkan di rumah. Saat bertanya pada ayahnya sama saja tidak mendapat jawaban, hp nya pun tidak aktif.

"Rumah Lingga kak, maaf semalem lupa ngabarin." Bohongnya, dia hanya tidak ingin kakaknya khawatir saat tahu dia bertengkar dengan ayahnya.

"Kak Ana tidak perlu khawatir, Keenan aman denganku apalagi ada bang Vero juga." Celetuk Lingga

"Kok dia nggak kasih tahu aku sih." Gumamnya hampir tak terdengar.

"Napa lo ngeliatin gue gitu?" tanya Ana saat mendapati Adel dan Kimmy tengah menatapnya dengan tatapan yang...

Kimmy berdehem "kalau boleh jujur ya An, sumpah kita masih bingung sama perubahan lo. Pertama, tidak ada angin atau badai lo tiba-tiba bilang mau berhenti ngejar-ngejar Samuel lagi, terus lo juga nggak pernah bully Rachel atau pake make up, lo tiba-tiba berubah jadi baik terus besoknya baikan sama Keenan yang notabenya adik yang sangat teramat lo benci dulu. Dan lo jadi peduli sama kita." Adel mengangguk membenarkan ucapan Kimmy yang sejak dulu terpendam di tenggorokan, bukannya dia tidak ingin mengutarakannya hanya saja mereka takut Ana tersinggung dengan ucapannya.

Seketika Ana gugup, apa perubahannya semencolok itu. Padahal Ana sudah berusaha membuat perubahannya terlihat natural. "Ya-ya kan manusia cepet berubah, lagian kalian gimana sih waktu gue ngejar-ngejar Samuel kalian koar-koar bilang nggak baiklah percuma lah. Sekarang gue berhenti kalian malah bingung."

World of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang