40.

8.8K 667 33
                                    

Happy reading!!

Setelah seminggu berada di kediaman Alvero, Ana akhirnya bisa kembali ke sekolah. Selama itu pula ia terus mencari cara untuk membongkar semua kelakuan Rachel. Ia sudah bertekad untuk memperbaiki semua kesalahpahaman yang terjadi antara dia dan keluarganya.

Kekacauan yang terjadi saat acara ulang tahun Rachel masih menjadi perbincangan hangat di SMA Cakrawala, di tambah Samuel dan sahabatnya datang ke sekolah dalam keadaan babak belur bahkan kabarnya Veno harus di rawat di rumah sakit menambah tanya di benak mereka.

"Gavin, lo udah cari tau siapa orang itu?" tanya Samuel.

"Nggak ada yang aneh, tapi data tentang dia terbatas tepatnya sengaja di batasi," Ia menghela nafas
"Namanya Alvero F. Cuma itu yang gue tau." Lanjutnya

"Bukannya malam itu dia bareng temennya Keenan?" Bara mengerutkan keningnya, memangnya Keenan punya teman selama ini yang Bara tau Keenan hanya anak cupu yang suka menyendiri.

"Lingga?" Jawab Sagara

"Kok feeling gue bilang dia bukan cowok baik-baik deh," celetuk Arkan.

Sejak kejadian malam itu, Samuel dan sahabatnya terus mencari tahu siapa dan ada hubungan apa Ana dengan cowok bernama Alvero. Namun, hasilnya nihil mereka hanya mendapatkan informasi umum yang justru menambah kecurigaan mereka.

Di sisi lain, Ana terus berusaha mencari-cari sesuatu yang bisa dijadikan bukti kelakuan Rachel, ia memulai dengan informasi yang ada dalam novel. Meskipun ia tidak mengingat dengan jelas alur dan latar belakang tokoh protagonis wanita.

Ana mengacak rambutnya frustasi, sudah beberapa hari ini dia belum mendapatkan sesuatu yang bisa membantunya, ia juga sempat mengikuti Rachel sepanjang hari. Tapi, tidak ada hal yang mencurigakan. Justru ia harus menahan mual saat Rachel terlihat bermanja-manja kepada Samuel.

"Akhh...ini gimana sih, gue bener-bener lupa bukan lupa sih lebih tepatnya sengaja gue skip part yang menjelaskan asal usul Rachel." Monolognya

"Nyerah, gue nyerah dah. MAMA... aku kudu ottokke?"

"Kesambet lo?" Ucap Adel yang tiba-tiba muncul bersama Kimmy

"Anj"

Kimmy melototi Ana "Mulutnya."

"Salah sendiri ngagetin, lagian kalian dateng nggak ada suaranya. Kayak hantu aja."

"Lo yang budeg, dari tadi kita manggil lo tapi nggak di respon." Kata Adel
"Gimana keadaan lo? Disana lo nggak diapa-apain, kan?" Lanjutnya.

"Mereka baik sama gue, disana gue merasa punya banyak abang. Kalian sih jarang dateng."

"Gue masih takut, muka mereka galak-galak." Ucap Kimmy membayangkan wajah datar pria yang ada di kediaman Alvero.

"Lo mikirin apa tadi, frustasi banget."

Ana menghela nafas "gue mau cari cara supaya hubungan gue sama abang gue membaik."

"Lo yakin?" Tanya Adel

"Nggak sih, kalo bukan amanah dari Ana ogah gue baikan sama orang kek dajjal itu."

"Yakin, bagaimanapun mereka kakak gue."

"Caranya?"

Ana terdiam, ia juga bingung harus menjawab bagaimana. Jika ia menunjukkan bukti bahwa Rachel yang selama ini mereka kenal adalah seorang pembohong, memangnya mereka mau mempercayai Ana?

"Kenapa nggak minta tolong aja sama cowok lo?" Kata Kimmy dengan senyum jailnya

"Dia sibuk banget, gue nggak mau nambah beban dia. Lagipula ini nggak ada hubungannya sama dia."

"Kalo gitu kita aja yang bantuin lo, iyakan Del?" Adel mengangguk, mengapa tidak. Mereka saja ikut membantu Ana saat dia masih seorang pembully.

"Rachel mau diapain nih, dibully lagi? Atau lo punya rencana lain?"

"Jangan, gue nggak mau lagi. Gue cuma mau dia ngaku tentang semua kebohongan dia, gue juga mau tau apa alasan dia benci banget sama gue." Ana kembali teringat dengan kenangan Ana, saat ia dan Rachel masih berteman baik sebelum Kimmy dan Adel.

Adel tiba-tiba memukul Ana tanpa perasaan "Gue punya ide."

*****

"Aneh, liat deh. Rekaman cctv di gudang atau di lorong sekolah di waktu-waktu tertentu hilang." Ucap Adel "kalo kita perhatikan lagi, yang hilang itu mulai dua bulan yang lalu waktu kita nggak bully Rachel lagi." Lanjutnya

"Itu artinya Rachel nggak sendiri, dia punya seseorang yang bantuin dia," kata Ana, sambil berfikir siapa orang yang memungkinkan untuk membantu Rachel, rasanya tidak mungkin juka Samuel atau anggota Galaxy yang membantunya bukankah mereka hanya tau jik Rachel yang menjadi korban bully.

"Bener-bener uler ya tuh cewek," kesal Kimmy

"Kalo kita mau jatuhin dia, kita harus tahu dulu siapa yang bantuin dia."

"Gimana neng, udah ketemu? Jangan lama-lama atuh, takutnya ketahuan sama pihak sekolah." Celetuk penjaga ruang cctv

"Udah mang. Makasih udah izinin kita liat cctvnya." Jawab Ana,

Ana terus memikirkan kejadian tadi, kalau memang ada seseorang dibelakang Rachel, apa orang itu yang selalu menghapus jejak kejahatan Rachel?

Karna tidak memperhatikan jalan, Ana merasa terbentur sesuatu. Ia mendongak dan bersitatap dengan Sagara yang masih lengkap dengan seragam basketnya.

"Ana, lo gapapa?"

"Eh, nggak kak. Maaf gue nggak fokus tadi" jawabnya

"Lo lagi banyak fikiran?" Ucapnya dengan ekspresi khawatir,

"Bisa dibilang gitu, kak Aga mau latihan?"

Sagara mengangguk "iya, soalnya minggu depan ada turnamen lagi. Padahal gue udah mau lulus masih aja ditunjuk jadi kapten."

"Bagus dong, itu artinya kak Aga jago. Kalo gitu gue duluan kak, semagat!"

Sagara tersenyum memandang kepergian Ana, ia sempat khawatir saat kejadian malam itu. Ia ingin menjenguk Ana, tapi dia tidak tahu Ana berada dimana kata Gavin, Ana tidak pulang selama seminggu justru menambah kekhawatiran Sagara.

*****

"Dia sudah pergi?" Tanya Fernando pada istri tercintanya.

"Siapa?"

"Perempuan itu,"

Kirana menghentikan aktivitasnya "dia punya nama, mas. Namanya Anastasia"

"Hm"

Kirana hanya menghela nafas melihat sikap suaminya yang sangat dingin pada orang lain.

"Mas, bisa nggak jangan dingin gitu sama Ana? Dia anak baik tau"

"Loh, apa hubungannya sama aku. Bukannya dia dekat dengan Vero?"

"Tapi tetep aja, awas ya kalo Ana kabur terus nggak mau jadi mantu mami. Mami akan tidur bareng Lingga sebulan."

Fernando tersedak nasi goreng yang sedang disantapnya "nggak bisa gitu dong sayang, Lingga bukan bocah ingusan lagi."

Kirana mengangkat bahunya tak acuh, ia berlalu meninggalkan Fernando yang sedang kelimpungan dengan ucapan istri cantiknya.

"Morning daddy," sapa Lingga yang baru saja tiba entah dari mana bersama Jefan, Alex dan Haga.

"Lingga" panggilnya dingin. Tiba-tiba suasana meja makan pagi itu terasa lebih mencekam apalagi ekspresi dingin yang ditampilkan Fernando membuat mereka merinding.

"Kau, siap-siap kita akan latihan sekarang."

Lingga tersedak ludahnya, salah satu hal yang dia takutkan selain kematian adalah menjadi partner latihan daddynya. Meskipun sudah berumur tapi bagaimanapun dia adalah mantan ketua The King yang bahkan pernah membantai salah satu mafia dimasanya.

Jefan, Alex menatap prihatin pada adik bungsunya yang akan menjadi sasaran pelampiasan Daddnya, sepertinya dia tengah berdebat dengan maminya. Pikir mereka.

TBC!!

Aku minta maaf banget, baru sempet update sekarang!🙏🏻😭



World of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang