43.

6.9K 477 37
                                    

Happy reading!!!

Kejadian pagi tadi tersebar dengan cepat ke seluruh SMA Cakrawala bahkan forum sekolah ramai membicarakan skandal Ana.

Saat ini ia berada di ruang bk untuk di introgasi, namun Ana masih enggan membuka suara bukan karena takut atau cemas. Namun, ia memikirkan siapa kemungkinan orang yang menyebarkan foto tersebut dan ia juga tidak tau kebenaran tentang foto itu karna selama ia berada di tubuh ini dia tidak pernah mengunjungi tempat haram itu.

"ANA, KAU MENGABAIKAN IBU?" Bentak seorang guru dengan kacamata bulat dan penampilannya yang cukup mencolok.

"Maaf bu."

Guru bk yang terkenal kejam itu memijat pangkal hidungnya frustasi, setelah beberapa bulan Ana tidak pernah mengunjungi tempatnya karena segala ulahnya kini kembali dengan masalah yang lebih serius.

"Kamu tau ini masalah serius, kamu bisa terancam di keluarkan Ana."

"Saat ini kami hanya membutuhkan pengakuan kamu supaya kami bisa mengambil keputusan, ibu sudah menghubungi orangtua mu dan pak Edward akan datang." Lanjutnya

"Ibu kok nggak bilang dulu sama saya!" Ucapnya tanpa sadar menaikkan suaranya.

"Gimana nih, kalau papa tau kira-kira gue bakal di usir ga ya? Tapi gue bener-bener nggak tau foto itu asli atau editan."

"Ibu tidak perlu persetujuan kamu, ini menyangkut nama baik sekolah."

Setelah menunggu selama 30 menit papa Ana datang dengan ekspresi datarnya, ia duduk di samping Ana yang sudah ketar-ketir dengan reaksi papanya.

Setelah guru tersebut menceritakan semua tentang foto itu dan kekerasan pada salah satu murid Edward masih tidak bereaksi, ia menatap putrinya yang masih setia menunduk tanpa berani mengatakan apapun.

"Apa itu benar Anastasia?" Tanyanya dingin

Bulu kuduk Ana terasa berdiri, meskipun tidak ada nada marah dalam kalimatnya tapi mendengarnya menyebutkan nama panjangnya ia yakin Edward sedang tidak bersahabat dengan Ana.

"Tentang foto itu Ana nggak inget," cicitnya

"Tapi kalau tentang cewek itu memang Ana pelakunya" lanjutnya.

"Anda dengar sendiri dari anak saya, belum jelas kalau itu memang dia mengingat beberapa waktu lalu ingatannya sedikit bermasalah. Bisa saja itu ulah seseorang yang ingin menghancurkan anak saya," Jelasnya.

"Tapi pak-"

"Anda tidak punya bukti selain foto itu kan? tidak ada saksi atau bukti kalau foto itu asli atau editan."

Ana memandang haru papanya, ia tidak menyangka bahwa ia begitu di perhatikan Edward bahkan mempercayai perkataannya tanpa memaksanya menjelaskan semua.

"Saya akan bertanggung jawab dengan perawatan siswi itu, dan anda boleh menghukumnya sesuai keputusan sekolah."

Senyum Ana seketika luntur, apa-apaan itu, ia tetap di hukum dan siswi itu tidak hanya karna Ana menampar dan menjambaknya. Hell itu sangat tidak adil bagi Ana.

"Pah, kok aku aja yang di hukum, dia juga bersalah loh memfitnah aku, merusak nama baik aku sama papah," adunya

"Tentu saja, papah tidak pernah mengajarkan kamu menjadi cewek bar bar, lagipula gadis itu sedang pingsan kau ingin dia membersihkan lantai sambil mendorong brankar?" Ana cemberut mendengar penjelasan papahnya

"Dan nama baik apanya, bukannya nama kamu sudah jelek dari dulu di sekolah ini?" Ana menunduk lesu, omongan orang ini tajam sekali dan sialnya adalah kenyataan.

World of NovelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang