Happy reading!!!
"Hahahahah....serius Ana yang bikin lo kek gini?" Arkan mengusap sudut matanya yang berair karena tertawa. Melihat wajah Bara yang banyak bekas cakaran dan beberapa luka lebam.
"Ck, ck bar-bar juga tu cewek. Nyesel gue nggak liat lo kemarin."
"Bacot lo." Bara meringis saat alkohol menyentuh kulitnya
Arkan tidak bisa berhenti membayangkan pertengkaran antara adik kakak itu. Bara yang dikenal emosian dan tidak memandang siapa lawannya kini babak belur oleh seorang gadis yang sialnya adiknya sendiri. Pasti akan lebih seru melihatnya secara langsung daripada hanya sekedar cerita.
"Salah siapa pake acara bolos segala." Timpal Veno sedikit kesal, pasalnya sahabatnya itu sering menghilang akhir-akhir ini tanpa kabar dan dia akan kembali dengan wajah tanpa dosanya. Justru itu yang membuat Veno lebih kesal lagi.
"Lo kemana sih Ar akhir-akhir ini, minggu lalu lo juga ngilang tanpa kabar." Arkan bungkam mendengar perkataan Aidan, ia tidak bisa jujur sekarang.
"Gue kan udah bilang minggu lalu ada acara keluarga." Elaknya, Aidan hanya menghela nafas mendengar jawaban Arkan yang meragukan.
"Kenapa sih. Baru juga gue tinggal beberapa hari udah kangen aja lo semua." Mereka yang mendengarnya memasang wajah seolah ingin muntah, Arkan justru tertawa melihat ekspresi sahabatnya "Gimana kalo gue udah pergi selamanya." Lanjutnya dalam hati.
"Daripada bosen, mending kita ke arena." Usul Sagara
"Wihh, seru tuh. Gass lah"
"Gimana Sam?" Panggil Veno, Samuel hanya mengangguk dan disusul sorakan dari anggotanya. Karena beberapa minggu ini mereka jarang ke arena balap lagi.
"Lo join kan Sam?" tanya Arkan
Samuel menggeleng "males."
"Tumben, lagi banyak masalah bos?" Timpal Arkan, Samuel bungkam fikirannya kembali pada kejadian di kantin.
"Gue denger The King ikutan." Celetuk Gavin, mereka semua memandang Gavin dengan ekspresi terkejut.
"Serius? Bakalan seru pasti. Kira-kira ketuanya dateng gak ya?" Fikir Veno
"Emang napa kalo ketuanya ikut?" Arkan bertanya
"Ya ajak kenalan lah, lumayan dapet koneksi. Mereka kan jarang muncul, apalagi anggota inti mereka."
"Kayak lo tau aja muka ketuanya." Perlahan senyum Veno pudar mendengar sindiran Arkan.
"Gue balik duluan." Ucap Sagara tiba-tiba
"Lah gimana sih Ga, nggak seru kalo nggak ada lo." Veno berkata lesu, jika Sagara tidak ikut maka ia akan kehilangan orang yang bisa ia jahili.
"Lebay. Gue ada urusan,"
"Alah, sok sibuk lo." Sagara hanya menanggapinya dengan kekehan, dan berpamitan pada teman-temannya.
****
"Jam segini enaknya makan apa ya?" Fikir Ana membayangkan aneka jenis makanan yang pas untuk disantap saat malam hari.
"Mie instan? Kemarin udah, bosen. Seblak? Martabak? Atau bakso. Tapi pengen Nasi goreng, ayam geprek enak kali ya, atau..."
Tok tok
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Ana dari berbagai jenis makanan, ia melihat seorang pemuda tampan sekaligus lucu berjalan kearahnya. Meskipun wajahnya ada beberapa lebam tapi tidak memudarkan ketampanannya. Siapa lagi kalau bukan Keenan.
"Kakak udah tidur?"
"Iya udah, ini lagi mimpi." Keenan menggaruk tengkuknya gugup. Dia mendudukkan dirinya di samping kasur Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
World of Novels
Fantasia(Transmigrasi story) Alangkah baiknya jika follw sebelum membaca>< Aleana Azquina siswi SMA biasa yang tiba-tiba saja terbangun di ruang kelas yang dipenuhi oleh orang-orang asing. Padahal seingatnya dia hanya tidur di jam pelajaran bahasa Indonesi...