14 ~ My Iron Man

898 161 189
                                    

Dia adalah iron man ku
Pria baik hati yang melindungiku
Yang selalu menjadi tempat untukku mendarat
Dan alsanku tetap kuat menjalani hidupku


~ author

Acara liburan mereka berakhir dengan berantakan dan saat ini mereka sudah ada di rumah kembali, Fajri masih menangis dan mengurung dirinya di kamar, Zweitson dan Fiki yang menemani Fajri bingung harus melakukan apa, Zweitson mencoba mengkompres pipi Fajri yang tadi mendapat tamparan dari Farhan dengan air dingin sementara Fiki mencoba menenangkan Fajri yang terus menangis.

" Ini salah gue... Coba gue turutin mau kovel buat pulang, semua ngga akan kaya gini, niat gue cuma mau pergi sama Kovel karena kita baru aja damai, tapi kenapa malah jadi gini ? Kovel malah diusir... Gue yang salah "

" Aji... Engga kok bukan salah Lo sepenuhnya, Lo tahu kan bang Han gimana kalau sama bang Fen ? Kaya kerjaan bang Han emang cuma cari kesalahan bang Fen aja " kata Fiki sambil mengusap bahu Fajri

" Tapi kalau aja gue ngga pergi sendiri terus nyasar, kalau aja Kovel ngga susul gue, kalau aja gue ngga ajak Kovel pergi dan kalau aja gue nurut sama Kovel buat langsung pulang semua ngga akan kaya gini Fik, gue baru aja damai sama Kovel, kenapa gini kenapa kovel diusir ? Kovel ngga salah "

" Aji Udah ya... Kita besok cari kovel aja, atau kita tanya ke bang Shan, pasti bang Shan tahu bang Fen dimana " usul Zweitson

" Jangan dulu ya ! Bang Shan tahu Fenly ada dimana tapi sebaiknya kalian ngga ketemu dulu sama Fenly, dia masih nenangin dirinya, kalau nanti Fenly udah siap ketemu sama kalian, bang Shan Janji bang Shan bawa kalian ketemu sama Fenly. Setuju " kata Shandy yang kini masuk ke kamar adik-adiknya

" Iya bang.... " Jawab mereka bertiga

Shandy mendekati Fajri yang mencoba menghapus air matanya yang tidak ingin berhenti keluar, Shandy mengusap pipi Fajri yang tadi dikompres oleh Zweitson.

" Masih sakit hemmm ? " Tanya Shandy

" Engga bang, udah mendingan kok malah udah ngga kerasa lagi, gue mau ketemu kovel bang, dia pasti lebih sakit saat ini "

" Dia baik-baik aja kok jangan khawatir ya, kalau keadaannya udah lebih baik pasti bang Shan ajak kalian semua ketemu sama Fenly, atau bang Shan bawa Fenly pulang "

Ketiga adiknya itu hanya mengangguk patuh pada Shandy, sementara itu saat ini Farhan tengah memeriksa laporan perusahaan yang tadi dikirimkan oleh Bagas salah satu orang kepercayaan Farhan di kantor. Di depan pintu ruang kerja Farhan, Ricky tampak berdiri sambil memperhatikan kakak tertuanya itu yang tengah sibuk.

" Lo masih bisa fokus kerja setelah usir Adek Lo bang ? Keren banget ? Siapa yang ajarin ? Mau kenal gue sama guru Lo itu. Apa Lo ngga mikir saat ini Fenly ada dimana ? Udah makan apa belum ? Tidur dimana ? Lo mau ajarin Adek Lo buat berhenti bandel atau Lo suruh adek Lo belajar magang di akhirat ? "

" Fenly masih SMA bang, dia mau kerja apa ? Dia mau sewa tempat tinggal pake apa ? Mau makan pake apa ? Sementara dia ngga kerja ? ATM sama kartu kredit dia Lo Block kan ? Ngga gini caranya kalau Lo mau bunuh Adek Lo bang... "

" Ini hukuman buat dia ! Kalau dia laper sama butuh tempat tinggal dia pasti pulang " jawab Farhan santai

" Ternyata selain ngga punya hati Lo juga ngga punya otak ya bang, seberapa yakin Lo kalau Fen bakal pulang ? Kalau gue jadi Fen... Mungkin saat ini Lo udah nemuin artikel remaja bunuh diri di internet "

" Lo kalau ngga tahu apa-apa mending diem Rick "

" Apa ? Apa yang gue ngga tahu ? Alasan Lo benci Fenly ? Gue tahu bang... Gue tahu persis apa yang bikin Lo benci sama Fen, gue baca buku harian mendiang papa dan disana gue tahu apa yang bikin Lo benci sama Fenly, mama kan ? Iya kan bang ? Hal itu bukan salah Fen bang, papa sendiri bilang di buku hariannya kalau semua kesalahan ada di papa bukan Fenly "

C E R M I N || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang