43 ~ Cermin

981 163 174
                                    

Karena kita adalah
Sesuatu yang berada dalam cermin
Kadang kita terlihat begitu berbeda
Tapi sebenarnya kita saling terikat


~ author

Farhan berlari meninggalkan mobil miliknya yang terparkir asal ditepi jalan, saat ini yang ada diotaknya hanya Fajri yang butuh bantuan darinya, langkah Farhan tidak melambat sedikitpun, dia berlari menuju kolam renang yang berada di sebuah rumah kosong yang kini sudah terisi sepenuhnya, ia langsung masuk kedalam kolam untuk memastikan keadaan Fajri. Didasar kolam Farhan bisa melihat Fajri yang mulai kehabisan nafas dan mencoba meminta bantuan pada Farhan.

Farhan mengangguk dan kini mencoba mencari kunci gembok kerangkeng tadi disekitar dasar kolam tapi memang tidak semudah itu, ditambah Farhan yang cukup panik dengan keadaan Fajri yang mulai kehilangan kesadaran, setelah cukup lama berkeliling di dasar kolam dan sesekali naik ke permukaan Farhan berhasil menemukan kunci gembok tadi dan membuka kerangkeng yang mengurung Fajri, membuka kerangkeng di dalam air bukan perkara mudah, ini cukup sulit tapi beruntung Farhan bisa cepat membuka dan berhasil membawa Fajri keluar dari kolam renang.

" Ji... Bangun Ji ! Fajri... Ji... " Panik Farhan saat Fajri tak kunjung bangun

Farhan mencoba memberikan pertolongan pertama pada Fajri agar adiknya itu bisa terselamatkan, Farhan tidak akan pernah memaafkan Bagas jika sampai salah satu adiknya terluka apalagi pergi untuk selamanya.

" Fajri... Denger bang Han kan ? Ayo bangun Ji ! FAJRI !!! " kata Farhan kuat

Tak lama Fajri terbatuk dan mengeluarkan air yang tadi terminum olehnya, Fajri segera memeluk Farhan erat.

" Aji takut bang... Aji takut banget " Isak Fajri dalam pelukan Farhan

" Kita ke rumah sakit dulu ya Ji, paling engga buat mastiin Aji baik-baik aja "

" Tapi bang.... Kovel, Fiki sama Zwei gimana ? Mereka juga dalam bahaya bang "

" Ngga papa udah ada yang lain kok, kita ke rumah sakit dulu ya "

Fajri mengangguk dan kini menuruti mau Farhan untuk pergi ke rumah sakit, dia sangat berharap saat ini saudaranya yang lain juga baik-baik saja. Beralih pada Shandy yang kini tiba disebuah lapangan yang cukup luas, rasanya Shandy ingin mengumpat pada Bagas setelah ia tahu bukan hanya satu tapi ada sekitar 20 puluh mobil box es yang terparkir secara acak dengan lokasi yang berjauhan, selain itu Shandy juga diberikan sebendel kunci yang jumlahnya juga puluhan.

Dia benar-benar takut dengan keadaan Fenly saat ini, dia mendatangi satu per satu mobil box es tadi dan mencoba kuncinya satu per satu pula, butuh waktu yang sangat lama hanya untuk membuka satu gembok di mobil box karena kunci yang ia miliki melebihi jumlah box es yang terparkir.

" Fen... Sabar dek ! Fen harus kuat...  Fen di mobil yang mana sih ? Ya Tuhan... " Tangan Shandy mulai gemetar kakinya juga lemas berlarian mendatangi mobil box satu persatu ia tak peduli dengan dirinya yang kelelahan berlari karena saat ini nyawa Fenly terancam.

Sudah tiga mobil box terbuka tapi Shandy belum berhasil menemukan Fenly, hingga ia mendengar suara handphone miliknya berbunyi, panggilan suara dari Mavin, dengan cepat Shandy menjawab panggilan itu.

" Mobil box yang ada ada ditengah lapangan, dari Lo parkir sekarang mobil itu ada diurutan ke 8, Fenly ada disana ! " Kata Mavin tanpa basa basi ya meski Mavin sedang berada di jalan untuk menyelamatkan Rebeca tapi dia tidak akan melupakan temannya yang lain

Lalu bagaimana Mavin bisa tahu Fenly berada di sana, salahkan Bagas yang memasang kamera yang terhubung dengan internet didalam sana. Sahandy mengakhiri panggilan tanpa mengatakan apa-apa, dia segera berlari menuju mobil box yang dimaksud oleh Mavin, sekali lagi Shandy harus berurusan dengan kunci yang jumlahnya tidak sedikit. Dalam percobaan ke sekian akhirnya kunci itu cocok dengan gembok yang terpasang, Shandy segara membuka box tadi. Benar saja ada Fenly disana, secara perlahan Shandy mengeluarkan Fenly dari dalam box dan mendekap tubuhnya yang dingin.

C E R M I N || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang